Suara.com - Gangguan kesehatan mental seperti stres dan kecemasan dapat berdampak negatif pada penderita diabetes, terutama dengan meningkatkan kadar gula darah.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin dan metabolik, Rulli Rosandi, keterkaitan antara kondisi mental dan diabetes ini harus mendapat perhatian khusus, terutama bagi penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Rulli menyebutkan, data dari International Diabetes Federation (IDF) yang menunjukkan bahwa tiga dari empat penderita diabetes mengalami kecemasan dan depresi setelah diagnosis, sementara empat dari lima penderita merasa burnout akibat kondisi tersebut.
"Kondisi mental ini sangat berpengaruh pada diabetes," ujarnya, Kamis (14/11/2024).
Ia menjelaskan bahwa saat seseorang mengalami stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol, yang efeknya berlawanan dengan insulin.
Hormon kortisol ini mengakibatkan peningkatan kadar gula darah, karena hormon tersebut merangsang hati untuk menghasilkan lebih banyak glukosa dan menurunkan sensitivitas sel terhadap insulin.
"Kortisol akan meningkatkan gula darah saat seseorang stres," katanya.
Dalam jangka panjang, kondisi stres ini bisa menyebabkan resistensi insulin, yaitu keadaan di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.
Pada penderita diabetes tipe 2, stres kronis dan tingginya kadar kortisol dapat memperparah resistensi insulin, sedangkan pada penderita diabetes tipe 1, stres bisa memicu fluktuasi kadar gula darah yang lebih ekstrem.
Selain itu, Rulli menambahkan bahwa obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi gangguan mental, seperti antipsikotik, juga bisa memperburuk kondisi diabetes.
"Obat antipsikotik dapat menyebabkan gula darah tinggi, terutama pada pasien dengan gangguan mental yang parah," ujarnya.
Ia menyarankan agar pasien dengan diabetes yang juga memiliki gangguan mental berkonsultasi dengan psikiater untuk memilih jenis obat yang lebih aman.
"Pilih obat antipsikotik generasi baru yang lebih kecil kemungkinannya menyebabkan peningkatan gula darah," imbuhnya.
Keterkaitan antara kesehatan mental dan diabetes ini menegaskan pentingnya penanganan terpadu antara kesehatan fisik dan mental. Penanganan komprehensif bisa membantu penderita diabetes menjalani hidup yang lebih sehat dan terkendali. (antara)
Berita Terkait
-
Bahaya Stres Kerja Berkepanjangan, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan Fisik dan Mental
-
Awas! Media Sosial Picu Stres hingga Gangguan Mental, Kemenkes Ingatkan Soal Ini
-
Mental Lebih Penting dari Fisik: Kunci Indonesia Emas 2045?
-
Waspada! Wanita dengan Pasangan ADHD Berisiko Depresi, Ini Faktanya
-
Hati-Hati! Kesehatan Fisik Buruk Berisiko Ganggu Kesehatan Mental, Ini Faktanya
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja