Suara.com - Menurut informasi dari idibima.org, salah satu penyakit yang bisa menyerang secara mendadak adalah rasa nyeri pada dada. Angina pectoris adalah kondisi yang terjadi ketika otot jantung kekurangan oksigen yang lebih banyak tetapi tidak dapat memperolehnya. Ini menyebabkan nyeri di dada yang disebabkan oleh aliran darah yang tidak lancar ke jantung. Kondisi ini sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan benar.
IDI Kota Bima adalah cabang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang berfungsi sebagai organisasi profesi bagi dokter di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, mendukung pengembangan profesi kedokteran, serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kesehatan.
IDI Kota Bima rutin untuk memberikan pelatihan dan pendidikan, serta melakukan advokasi untuk kepentingan anggota dan masyarakat. IDI Kota Bima saat ini sedang melakukan penelitian lebih lanjut terkait penyakit nyeri dan sakit pada dada serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.
Apa saja ciri-ciri terjadinya nyeri pada dada?
Dilansir dari laman https://idibima.org, nyeri pada dada dapat disebabkan oleh berbagai kondisi dan memiliki ciri-ciri yang berbeda tergantung pada penyebabnya. Berikut adalah ciri-ciri utama terjadinya nyeri pada dada meliputi:
1. Sensasi tertekan atau berat
Penderita angina pectoris mungkin mengalami sensasi berat atau tekanan pada dada mereka. Mereka juga mungkin merasakan dada mereka lebih berat atau seperti ditekan. Perasaan membawa beban berat di dada biasanya digambarkan sebagai sensasi ini. Ini sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama dalam hal aktivitas sehari-hari.
2. Nyeri disertai sesak nafas
Faktor lain yang dialami termasuk sesak napas dan nyeri tak tertahankan. Rasa sakit dapat muncul dan hilang dalam waktu lebih dari beberapa menit. Intensitasnya berubah seiring aktivitas dan sering memburuk.
3. Mengalami keringat dingin
Selain itu, nyeri dada dapat menyebabkan keringat berlebih atau keringat dingin. Tanda-tanda ini menunjukkan bahwa kondisi tersebut dapat menjadi lebih serius dan berbahaya jika tidak diobati dengan segera.
4. Rasa terbakar dan tajam
Beberapa orang melaporkan rasa nyeri yang tajam atau terbakar di dada, yang dapat disebabkan oleh masalah pencernaan seperti GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau kondisi lain
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengurangi gejala nyeri pada dada?
IDI Kota Bima telah meneliti lebih lanjut tentang penyakit Angina Pectoris atau nyeri pada dada. Untuk mengurangi gejala angina pectoris (nyeri dada), beberapa jenis obat yang umum direkomendasikan meliputi:
1. Nitrokaf Retard
Obat ini digunakan untuk meredakan nyeri dada akibat angina pektoris dengan cara melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke jantung. Dosis biasanya 2-3 kali sehari, sesuai dengan petunjuk dokter.
2. Cardio Aspirin
Obat Aspirin digunakan untuk mencegah pembekuan darah dan mengurangi risiko serangan jantung. Ini juga dapat membantu meredakan nyeri dada yang terkait dengan masalah jantung.
3. Polysilane
Obat antasida yang efektif menetralkan asam lambung dan meredakan nyeri dada akibat masalah pencernaan seperti GERD atau tukak lambung. Dosis biasanya 1-2 jam setelah makan.
4. Symbicort Turbuhaler
Obat ini digunakan untuk mengatasi nyeri dada akibat asma dengan cara melebarkan saluran pernapasan dan mengurangi peradangan.
Baca Juga: Kenali Penyebab Mata Juling, IDI Gunung Mas Berikan Informasi Pengobatan
Penggunaan obat-obatan ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter, terutama untuk kondisi serius seperti penyakit jantung. Jika Anda mengalami nyeri dada, penting untuk mencari bantuan medis segera untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Berita Terkait
-
Kenali Penyebab Mata Juling, IDI Gunung Mas Berikan Informasi Pengobatan
-
Kenali Penyebab Angin Duduk, IDI Enarotali Berikan Informasi Pengobatan yang Tepat
-
Cegah Penyakit Radang Panggul Sejak Dini, IDI Dogiyai Berikan Informasi Pengobatan
-
Cegah Sindrom Mata Kering, IDI Gedong Tataan Bagikan Informasi Pengobatan
-
Cegah Penyakit Rematik, IDI Burmeso Memberikan Informasi Pengobatan
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025