Suara.com - Dikabarkan bahwa warga China banyak yang mendatangi rumah sakit terdekat dipicu karena adanya infeksi pernapasan. Virus yang menyebabkan hal ini diduga adalah HMPV atau Human Metapneumovirus. Lalu apakah virus ini sudah sampai di Indonesia? Cermati penjelasan gejala penyakit infeksi HMPV di sini.
Virus HMPV sendiri adalah virus yang menyerang sistem pernapasan, dan terkadang memicu infeksi pernapasan bawah. Virus ini adalah penyakit yang cukup umum terjadi di musim dingin atau musim semi. Namun demikian kejadian infeksi HMPV diduga melonjak drastis di China.
Kenali Gejala Penyakit Infeksi HMPV
Dilansir dari situs hellosehat.com, infeksi HMPV adalah infeksi yang bisa memicu gejala yang mirip dengan batuk-pilek. Gejalanya akan muncul dalam waktu 3 hingga 6 hari setelah tubuh terpapar virus. Secara umum gejala yang muncul dan terasa antara lain sebagai berikut:
- Hidung tersumbat atau hidung berair
- Batuk kering
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Kelelahan
- Nyeri otot
- Ruam kemerahan pada kulit
Selain gejala tersebut, infeksi HMPV juga dapat memicu gejala lain seperti napas berbunyi dan sesak napas. Ketika tidak segera ditangani, gejala lanjutan dapat terasa di saluran pernapasan bawah. Gejala ini adalah penyakit bronkitis dan pneumonia, dan jelas memerlukan penanganan lebih lanjut yang serius.
Faktor Risiko Infeksi HMPV
Berbagai langkah pencegahan tentu perlu dilakukan, salah satunya dengan menerapkan protokol kesehatan. Hal ini karena virus HMPV dapat berpindah dengan cepat melalui droplet atau bahkan benda-benda yang tercemar virus tersebut.
Selain itu terdapat setidaknya tiga faktor risiko yang dapat meningkatkan potensi seseorang terinfeksi virus ini.
- Pertama, berusia di bawah 5 tahun atau berusia di atas 65 tahun
- Kedua memiliki sistem imun yang lemah akibat HIV/AIDS, kanker, gangguan autoimun, atau efek samping dari terapi dan obat-obatan
- Ketiga, mengidap asma atau penyakit paru obstruktif kronis
Untuk Anda yang memiliki satu atau lebih dari ketiga kondisi di atas, Anda wajib lebih berhati-hati agar tidak sampai terjangkit virus ini. Mencuci tangan, menggunakan masker, menghindari menyentuh area wajah, dan langkah protokol kesehatan yang pernah menjadi kebiasaan sangat disarankan untuk kembali diterapkan, demi mengurangi risiko penularan.
Baca Juga: HMPV Bukan COVID-19 Baru, Ahli Penyakit Menular: Sudah Ada Puluhan Tahun
HMPV Bukan Ancaman Baru
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan bahwa Human Metapneumovirus (HMPV), yang belakangan menjadi sorotan di media massa, sebenarnya bukanlah virus baru dan telah ada di Indonesia sejak lama. Meskipun demikian, masyarakat tetap dianjurkan untuk melakukan langkah-langkah pencegahan sederhana, seperti menjaga pola hidup sehat dan beristirahat cukup.
“HMPV ini sudah ada di Indonesia sejak lama. Kalau dicek sekarang, ada juga di sekitar kita. Mungkin teman-teman yang batuk-batuk di depan saya ini juga ada yang kena,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat acara pelepasan peserta Fellowship Kardiointervensi ke China dan Jepang di Jakarta, Senin (6/1/2025), dikutip dari ANTARA.
Budi menjelaskan bahwa HMPV pertama kali ditemukan pada tahun 2001 dan sejak itu sudah beredar di seluruh dunia tanpa menyebabkan kejadian besar atau wabah yang signifikan. Ia juga menepis laporan tentang lonjakan kasus HMPV di China yang beredar di media massa.
“Informasi tentang kenaikan kasus HMPV di China tahun 2024 itu tidak benar. Pemerintah China sudah membantahnya, begitu pula dengan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Jadi itu hoaks,” tegasnya.
Budi juga menambahkan bahwa virus yang sedang merebak di China bukanlah HMPV, melainkan H1N1 atau virus influenza biasa, yang sering meningkat selama musim dingin di negara-negara dengan empat musim. “Di China, HMPV hanya menempati urutan ketiga secara prevalensi,” tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar