Suara.com - Kanker masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Data Globocan 2022 mencatat lebih dari 400 ribu kasus baru dengan mayoritas pasien datang dalam kondisi stadium lanjut.
Terlambatnya diagnosis dan lambannya sistem rujukan membuat peluang kesembuhan makin kecil. Kesadaran masyarakat masih rendah. Akses informasi belum merata.
Di sisi lain, tenaga medis butuh pembaruan pengetahuan agar bisa memberikan perawatan yang lebih akurat dan manusiawi.
Banyak yang masih menghadapi keterbatasan fasilitas, keterbatasan waktu, dan bahkan tekanan administratif yang membuat ruang untuk inovasi medis semakin sempit.
Melihat hal ini, MRCCC Siloam Hospitals Semanggi kembali menggelar Siloam Oncology Summit (SOS) 2025 pada 16–18 Mei 2025 di Jakarta.
Untuk kelima kalinya, konferensi ini menjadi ruang kolaborasi para pakar dari dalam dan luar negeri. Tujuannya menjawab krisis kanker di Indonesia lewat pendekatan yang lebih personal, cepat, dan terukur.
Tak sekadar forum ilmiah, SOS 2025 hadir sebagai jembatan antar-disiplin—mempertemukan lebih dari 80 pakar nasional dan 10 pembicara internasional dari pusat-pusat kanker ternama dunia.
"Acara ini telah rutin diadakan setiap tahun sejak tahun 2021 dan telah menjadi salah satu platform kolaboratif terbesar yang mempertemukan pakar medis dari berbagai bidang ilmu onkologi untuk membangun strategi inovatif dalam meningkatkan deteksi dini serta kualitas perawatan kanker," ujar CEO MRCCC Siloam Hospitals Semanggi sekaligus Ketua Panitia SOS 2025, dr. Edy Gunawan, MARS.
Ia menjelaskan bahwa ini adalah momen penting untuk bertukar wawasan dan menyelaraskan langkah dengan standar global. Dari onkologi medis, bedah, hingga onkologi anak dan pencegahan berbasis komunitas, lintas bidang bersatu dalam misi yang sama.
Baca Juga: Bahaya! Teh Sosro, Teh Poci, Sariwangi dan Tong Tji Mengandung Mikroplastik Berbahaya
Di balik angka dan data, ada ribuan cerita perjuangan. Maka, tema “United by Unique” diangkat, menekankan pentingnya personalisasi dalam terapi kanker. Karena setiap pasien unik, maka pendekatannya pun harus disesuaikan.
Pendekatan ini menekankan pentingnya personalisasi dalam perawatan kanker, memastikan bahwa setiap pasien mendapatkan terapi yang sesuai dengan kebutuhan unik mereka.
Untuk mewujudkan hal ini, diperlukan pemanfaatan teknologi canggih guna meningkatkan akurasi diagnosis dan efektivitas pengobatan.
Melalui sesi plenary, 24 simposium, dan workshop teknis seperti pelatihan EUS hingga precision oncology, tenaga medis dibekali strategi konkret untuk diagnosis dini dan perawatan yang lebih aman dan efektif.
Bahkan aspek paliatif tak dilupakan—karena meningkatkan kualitas hidup pasien stadium lanjut sama pentingnya. Perhatian juga diberikan pada perawatan suportif, komunikasi empatik dengan pasien, hingga dukungan keluarga yang menjadi bagian penting dari proses penyembuhan.
Tak hanya itu, kompetisi poster dibuka untuk mendorong kreativitas dan inovasi dari para tenaga kesehatan. Penelitian orisinal, laporan kasus, hingga review sistematik dipertemukan sebagai kontribusi nyata untuk kemajuan layanan kanker di Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara