Suara.com - Olahraga lari seperti maraton saat ini tengah menjadi tren di masyarakat. Namun, beberapa orang mengeluhkan bahwa kegiatan ini bisa membuat kulit cepat mengendur. Apa sebenarnya penyebabnya?
Pakar Biomedik, dr. Fanny Imanuddin, M.Biomed (AAM), membenarkan bahwa olahraga lari yang dilakukan cukup intens bisa menyebabkan kulit mengendur. Ia menjelaskan, saat berlari, lemak yang ada di tubuh dan wajah terbakar lebih banyak, sehingga memicu kulit menjadi kendur.
"Sebenarnya begini, kalau pelari itu kan latihannya cukup intens, dan banyak sekali fat (lemak) yang terpakai saat olahraga tersebut. Karena kalau kita lari long run, biasanya yang terbakar adalah banyak unsur fat-nya. Nah, itulah yang membuat kadang-kadang kulit menjadi lebih kendur," ujar dr. Fanny dalam acara peringatan Hari Kartini Sukhavita Clinic di Senayan GBK, Jakarta, Rabu (28/4/2025).
Perempuan yang juga Managing Director Sukhavita Clinic itu menambahkan, hilangnya lemak di tubuh membuat otot ligamen di kulit kehilangan ketahanan. Ligamen yang melemah ini akhirnya membuat kolagen berkurang.
"Kemudian jadi kurang tahanan terhadap ototnya, ligamennya juga akhirnya tidak ada yang menahan, kolagennya juga berkurang. Sehingga kulit terlihat lebih menua," papar dr. Fanny.
Sebagai informasi, kolagen adalah salah satu zat pembangun utama pada tulang, tendon, ligamen, hingga kulit. Kolagen juga membentuk sepertiga dari protein di tubuh manusia. Zat inilah yang menjaga elastisitas dan kekuatan kulit. Namun, seiring bertambahnya usia, jumlah kolagen dalam tubuh akan berkurang.
Meski begitu, dalam diskusi "Kartini Masa Kini–Masa Depan Wanita Sehat Indonesia", dr. Fanny menegaskan bahwa perempuan bukan berarti harus menghindari olahraga lari. Jika khawatir kulit terlihat lebih tua, ia menyarankan untuk memperbaiki gaya hidup, salah satunya dengan menambah asupan nutrisi harian.
"Bukan berarti tidak boleh lari ya, kita tetap harus olahraga. Hanya saja perlu ditambahkan nutrisi, supaya otot kita lebih kuat dan kulit juga lebih siap beradaptasi dengan kondisi tersebut," ungkapnya.
"Karena otot dan ligamen itu kan berdekatan, jadi supaya saat fat (lemak) berkurang, digantikan dengan massa otot yang lebih kuat, dan kulit bisa menyesuaikan," sambung dr. Fanny.
Baca Juga: Berapa Banyak Kalori yang Terbakar Saat Lari Maraton?
Ia menambahkan, faktor penuaan kulit memang bisa dipengaruhi oleh genetik atau keturunan, namun efeknya hanya sekitar 30 persen. Selebihnya, peran terbesar ada pada gaya hidup, termasuk memastikan tidur cukup untuk mendukung regenerasi kulit.
"Paparan sinar ultraviolet, nutrisi yang tidak seimbang, kurang mengonsumsi good fat (lemak sehat), atau kurang suplementasi juga mempercepat penuaan kulit," jelasnya.
Pakar yang kerap berfokus pada bidang wellness ini, dan baru saja memperkenalkan Sukhavita Exosomine Wellness Therapy—terapi medis berbasis plasma dan sinyal stemcell tubuh sendiri—juga mengingatkan pentingnya memilih waktu terbaik untuk berolahraga, khususnya lari di luar ruangan.
Ia menyarankan olahraga lari paling baik dilakukan di pagi hari. Namun, jika terpaksa berolahraga setelah bekerja, dr. Fanny mengingatkan agar tidak terlalu dekat dengan waktu tidur.
"Dianjurkan sebaiknya jangan terlalu mendekati jam tidur, paling tidak 2 jam sebelumnya," ungkapnya.
Terakhir, dr. Fanny mengingatkan sebaiknya olahraga di luar ruangan tidak dilakukan setelah jam 9 pagi, karena paparan sinar matahari yang lebih kuat dapat mempercepat penuaan kulit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital