Suara.com - Lonjakan kasus infeksi saluran pernapasan kembali menghantam sejumlah negara di Asia, termasuk Singapura, Bangkok, dan Hong Kong.
Di Singapura, lonjakan kasus COVID-19 terjadi dua tahun setelah pemerintah mencabut seluruh pembatasan pandemi pada Februari 2023 dan menetapkan status COVID-19 sebagai endemi.
Kementerian Kesehatan Singapura menyebut bahwa lonjakan ini disebabkan oleh menurunnya imunitas kelompok, yang membuat masyarakat kembali rentan terhadap infeksi.
Namun ancaman kali ini bukan hanya datang dari COVID-19. Dunia kini menghadapi tantangan baru berupa tripledemic, situasi di mana tiga virus pernapasan utama COVID-19, Influenza, dan RSV (Respiratory Syncytial Virus), bersirkulasi secara bersamaan.
Hal ini menciptakan tekanan besar terhadap sistem kesehatan, terutama di negara-negara dengan jumlah populasi lansia yang terus meningkat, seperti Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI menyebut bahwa dengan populasi lansia yang diproyeksikan mencapai 14,6% pada 2030, dan banyak di antaranya memiliki penyakit kronis, infeksi pernapasan dapat menimbulkan beban kesehatan dan ekonomi yang signifikan.
Salah satu virus yang patut menjadi perhatian adalah RSV. Meskipun sering kali dianggap hanya berdampak pada anak-anak, RSV juga menimbulkan risiko serius bagi lansia. Virus ini bisa menyebabkan infeksi berat seperti pneumonia dan bronkiolitis, terutama pada orang dengan sistem imun rendah.
Menurut studi, tingkat keparahan klinis infeksi RSV lebih tinggi dibandingkan COVID-19 dan influenza. Bahkan, pasien dewasa yang dirawat karena RSV memiliki tingkat rawat inap, kebutuhan oksigen, dan perawatan di ICU yang lebih tinggi. Di Thailand, studi menunjukkan angka kematian pasien dewasa rawat inap akibat RSV mencapai 15,9%.
RSV juga telah dikaitkan dengan beban penyakit yang tinggi pada lansia, karena daya tahan tubuh yang menurun seiring usia membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi. Virus ini menular dengan cepat melalui droplet saat batuk atau bersin, juga melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.
Baca Juga: Urutan Skincare Pagi dan Malam untuk Lansia menurut Dokter, Sat Set tanpa Ribet!
Kondisi ini menjadi lebih mengkhawatirkan ketika dikaitkan dengan musim libur, ibadah haji, atau pertemuan keluarga besar. Dalam momen-momen berkumpul seperti haji, umrah, atau liburan, risiko penularan RSV sangat tinggi, terutama ketika melibatkan populasi lansia.
Sayangnya, diagnosis RSV sering kali terlewat karena gejalanya mirip dengan flu dan COVID-19. Selain itu, belum ada pengobatan spesifik untuk virus ini. Oleh karena itu, langkah pencegahan menjadi sangat krusial.
Reswita Dery Gisriani, selaku Communication, Government Affairs & Market Access Director di GSK Indonesia, menegaskan bahwa edukasi dan pencegahan merupakan kunci dalam menghadapi ancaman RSV.
“Berdasarkan penelitian dengan pendekatan proyeksi matematika, jumlah infeksi akibat RSV di Asia Tenggara diperkirakan akan mencapai 7,2 juta kasus dalam tiga tahun. Di Indonesia sendiri, jumlah kasus diprediksi mencapai 6,1 juta,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, data ini menjadi pengingat penting bagi kita semua akan urgensi peningkatan edukasi untuk mencegah penyebaran infeksi RSV, terutama di Indonesia.
"Di GSK kami berkomitmen untuk bermitra dengan pemerintah dan tenaga kesehatan dalam memperluas akses terhadap obat dan vaksin inovatif untuk membangun masa depan masyarakat Indonesia yang lebih sehat,” ujarnya lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan