Suara.com - Jika anak Anda tampak lesu, kurang fokus, atau lebih sering sakit dari biasanya, mungkin penyebabnya lebih dari sekadar kelelahan biasa.
Fakta mengejutkan menunjukkan bahwa 1 dari 3 anak Indonesia berisiko mengalami kekurangan zat besi, sebuah kondisi yang diam-diam bisa memengaruhi masa depan anak, terutama dalam hal kecerdasan, perilaku, hingga kemampuan belajarnya.
Yang lebih mengejutkan, 50% orang tua di Indonesia tidak menyadari bahwa kekurangan zat besi berdampak langsung pada kemampuan kognitif anak. Artinya, ada jutaan anak yang bisa tumbuh tanpa optimal, hanya karena kebutuhan mikronutrien penting ini terabaikan.
"Dalam 5 tahun pertama kehidupan anak, perkembangan otaknya terjadi sangat pesat. Zat besi menjadi salah satu nutrisi kunci, karena selain berperan dalam pembentukan sel darah merah, zat besi juga penting dalam membentuk koneksi antar sel saraf serta neurotransmitter yang mendukung kemampuan belajar anak," jelas dr. Melia Yunita, MSc, SpA.
Sayangnya, banyak orang tua yang baru menyadari gejala defisiensi zat besi saat kondisi anak sudah mengganggu aktivitas harian, seperti anak jadi lebih pasif, sering sakit, sulit fokus, hingga gangguan perilaku.
Dalam jangka panjang, anak yang kekurangan zat besi bahkan bisa mengalami keterlambatan perkembangan motorik dan sosial-emosional.
Lebih lanjut dr. Melia menambahkan, agar asupan Zat Besi bisa terpenuhi dengan optimal, orang tua dapat memberikan asupan nutrisi lengkap dan seimbang yang kaya zat besi terutama protein hewani (zat besi heme) seperti daging merah, hati ayam, telur, ikan atau dari sumber nabati (zat besi non-heme) seperti kacang-kacangan dan bayam.
Jika dibutuhkan untuk pemenuhan zat besi selain dari makanan harian sesuai dengan rekomendasi tenaga kesehatan dapat dilengkapi dengan susu pertumbuhan yang difortifikasi kombinasi Zat Besi dan Vitamin C untuk mengoptimalkan penyerapan zat besi.
"Selain penerapan pola makan yang kaya zat besi, orangtua juga penting identifikasi dini faktor risiko kurang zat besi secara rutin pada anak dengan berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mengoptimalkan pencegahan dini masalah kekurangan zat besi anak,” kata dia.
Baca Juga: Kalina Oktarani Curhat Sedih Tak Bisa Rayakan Ultah Azka Corbuzier, Anak Deddy Corbuzier Kena Tegur
Namun ada kabar baik. Untuk membantu orang tua lebih sigap dan sadar akan pentingnya zat besi, SGM Eksplor bersama Alfamart memperkenalkan “Kalkulator Zat Besi”.
Ini adalah sebuah inovasi berbasis digital pertama di Indonesia yang dirancang untuk mengidentifikasi risiko kekurangan zat besi secara cepat dan mandiri, hanya dalam waktu kurang dari tiga menit.
“Kalkulator Zat Besi ini kami hadirkan dalam aplikasi Alfagift sebagai alat bantu preventif. Ini adalah bentuk nyata kolaborasi kami dalam mendukung generasi maju yang sehat dan cerdas sejak dini,” kata Vera Galuh Sugijanto, Vice President General Secretary Danone Indonesia.
Menariknya, SGM Eksplor juga menjadi satu-satunya susu pertumbuhan dengan inovasi IronC, kombinasi unik zat besi dan vitamin C yang membantu penyerapan zat besi hingga dua kali lipat.
Penelitian bahkan menunjukkan bahwa konsumsi rutin SGM Eksplor sesuai anjuran, mampu memenuhi hingga 100% kebutuhan zat besi harian anak berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Kekurangan zat besi bukan hanya masalah kesehatan, tapi juga masalah masa depan. Generasi pintar tidak lahir dari anak yang cerdas secara alami semata, tapi dari anak yang mendapat asupan nutrisi optimal sejak dini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan