Suara.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Ahli Gizi Indonesia (DPP PERSAGI) Bidang Ilmiah, Dr. Marudut Sitompul, MPSt, menyampaikan paparan penting mengenai peran gula, garam, dan lemak dalam upaya mencegah Penyakit Tidak Menular (PTM) yang kini semakin mengancam masyarakat Indonesia.
Topik ini menjadi sangat relevan di tengah tren konsumsi makanan olahan dan ultra proses yang semakin meningkat, terutama di kalangan masyarakat urban.
Melalui pemaparannyadi Simposia Temu Ilmiah Nasional PERSAGI 2025 yang diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, baru-baru ini, ia memberikan gambaran yang jelas mengenai dampak konsumsi berlebih dari ketiga komponen tersebut terhadap kesehatan masyarakat, serta bagaimana peran edukasi gizi dan kebijakan pangan menjadi semakin vital.
Gula, Garam, dan Lemak: Tiga Komponen Penting yang Harus Dikendalikan
Dalam paparannya, Dr. Marudut menjelaskan bahwa gula, garam, dan lemak merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh, namun dalam jumlah yang tepat. Konsumsi yang berlebihan, terutama dari makanan olahan, dapat menjadi pemicu serius berbagai penyakit tidak menular.
1. Gula (Free Sugar)
Mengacu pada definisi WHO (2003), free sugar meliputi semua gula sederhana (seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa) yang ditambahkan ke makanan dan minuman oleh produsen, koki, atau konsumen, serta gula alami dalam madu, sirup, dan jus buah.
"Konsumsi gula lebih dari 50 gram per orang per hari dapat meningkatkan risiko diabetes, obesitas, dan penyakit jantung. Maka dari itu, kita harus mulai lebih teliti terhadap kandungan gula tersembunyi dalam produk olahan," tegas Dr. Marudut.
2. Garam (Natrium)
Baca Juga: Jelang Ramadan, Komisi IX Ingatkan Pentingnya Keamanan Pangan
Asupan natrium yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit jantung koroner. WHO merekomendasikan asupan natrium tidak melebihi 2 gram per hari (setara dengan 5 gram garam dapur).
"Penurunan asupan garam terbukti secara signifikan menurunkan tekanan darah pada orang dewasa dan anak-anak, tanpa dampak negatif terhadap fungsi ginjal atau kadar lemak darah," lanjutnya.
3. Lemak Jenuh dan Lemak Trans
Dr. Marudut juga menyoroti pentingnya membatasi lemak jenuh dan lemak trans. Berdasarkan panduan WHO 2023, konsumsi lemak jenuh disarankan tidak lebih dari 10% dari total energi harian, dan lemak trans di bawah 1% dari total energi harian.
"Lemak jenuh dan trans banyak ditemukan dalam makanan olahan seperti gorengan, makanan cepat saji, dan produk susu tinggi lemak. Menggantinya dengan lemak tak jenuh dari sumber nabati seperti alpukat, kacang-kacangan, atau minyak zaitun bisa menjadi pilihan lebih sehat," jelas Dr. Marudut.
Pandangan Prof. Purwiyatno Hariyadi: Tidak Semua Makanan Ultra Proses Itu Buruk
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Dari Flu hingga Hidung Tersumbat: Panduan Menenangkan Ibu Baru Saat Bayi Sakit
-
Hasil Penelitian: Nutrisi Tepat Sejak Dini Bisa Pangkas Biaya Rumah Sakit Hingga 4 Kali Lipat
-
Cegah Bau Mulut akibat Celah Gigi Palsu, Ini Penjelasan Studi dan Solusi untuk Pengguna
-
Stop Jilat Bibir! Ini 6 Rahasia Ampuh Atasi Bibir Kering Menurut Dokter
-
Alarm Kesehatan Nasional: 20 Juta Warga RI Hidup dengan Diabetes, Jakarta Bergerak Melawan!
-
Panduan Memilih Yogurt Premium untuk Me-Time Sehat, Nikmat, dan Nggak Bikin Bosan
-
Radang Usus Kronik Meningkat di Indonesia, Mengapa Banyak Pasien Baru Sadar Saat Sudah Parah?
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek