Health / Konsultasi
Jum'at, 17 Oktober 2025 | 08:15 WIB
Ilustrasi Makan Sehat untuk Menjaga Keseimbangan Pencernaan (Dok. Istimewa)
Baca 10 detik
  • Dr. Vipada Sae-Lao menekankan bahwa perubahan sederhana seperti pola makan seimbang dan kebiasaan makan penuh kesadaran dapat meningkatkan energi, tidur, dan fokus tanpa perlu perubahan drastis.
  • Makanan kaya serat, biji-bijian, kacang, serta fermentasi seperti tempe dan kimchi terbukti menjaga keseimbangan mikrobioma usus dan mendukung sistem imun.
  • Merencanakan menu, cukup minum, aktif bergerak, dan tidur berkualitas adalah langkah praktis menjaga keseimbangan pencernaan di tengah kesibukan modern.

Suara.com - Di tengah ritme hidup modern yang padat dan serbapraktis, menjaga kesehatan sering kali menjadi tantangan tersendiri. Banyak orang merasa perlu melakukan perubahan besar untuk hidup lebih sehat.

Padahal, menurut Dr. Vipada Sae-Lao, Nutrition Education and Training Lead – Asia Pacific, Herbalife, kunci utamanya justru terletak pada langkah-langkah kecil yang konsisten.

“Kesehatan yang lebih baik, lebih banyak energi, tidur yang lebih nyenyak, dan fokus yang meningkat sering kali dimulai dari perubahan sederhana yang praktis dan berkelanjutan,” ujar Dr. Sae-Lao. 

“Semua itu berawal dari pusat tubuh kita, yaitu saluran pencernaan,” tambah dia.

Pencernaan: “Otak Kedua” yang Mengatur Keseimbangan Tubuh

Tak banyak yang menyadari bahwa sistem pencernaan berperan jauh lebih besar dari sekadar mengolah makanan. 

Ia berkomunikasi langsung dengan otak melalui jalur yang dikenal sebagai gut-brain axis, memengaruhi imunitas, energi, metabolisme, bahkan suasana hati.

Lapisan usus menjadi rumah bagi triliunan mikroba yang bekerja mengurai makanan, memproduksi vitamin, dan melindungi tubuh dari kuman berbahaya. 

Namun, keseimbangan halus ini dapat dengan mudah terganggu oleh pola makan modern yang tinggi gula rafinasi, lemak jenuh, serta rendah serat dan fitonutrien.

Baca Juga: Lawan Kanker: Tenaga Biomedis RI Digenjot Kuasai Teknologi Pencitraan Medis!

“Ironisnya, penghalang terbesar bagi kesehatan usus justru datang dari apa yang kita konsumsi setiap hari,” kata Dr. Sae-Lao.

“Makanan olahan dan kurangnya asupan sayur dan buah membuat mikrobioma usus kehilangan keseimbangannya,” ucap dia.

Fakta dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023) menguatkan kekhawatiran ini: hanya 3,3% masyarakat Indonesia yang memenuhi standar konsumsi buah dan sayur harian. Artinya, mayoritas penduduk belum memberikan “bahan bakar” terbaik bagi sistem pencernaannya.

Kembali ke Kearifan Lama

Dr. Sae-Lao mengajak masyarakat untuk menengok kembali ke pola makan tradisional Asia yang selama berabad-abad terbukti menyehatkan.

Kaya akan sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan makanan fermentasi seperti tempe, kimchi, dan yogurt, pola makan ini mendukung pencernaan sehat dan sistem imun yang kuat.

Load More