- Menanamkan karakter peduli lingkungan pada anak bukan hal instan, tapi bisa dimulai dari langkah kecil: memilah sampah, mendaur ulang, dan membiasakan berpikir hijau.
- Inisiatif ini melibatkan sekolah, guru, dan orang tua agar kebiasaan bijak plastik bisa tumbuh menjadi karakter positif yang berkelanjutan.
- Dengan dukungan pemerintah dan berbagai pihak, gerakan ini menjadi langkah nyata membentuk generasi yang lebih bertanggung jawab terhadap bumi.
Suara.com - Di tengah meningkatnya tantangan sampah plastik di Indonesia, muncul pertanyaan besar: bagaimana cara membesarkan anak yang peduli lingkungan? Jawabannya, ternyata dimulai dari hal paling sederhana, yaitu mengajarkan anak-anak untuk bijak plastik sejak dini.
Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2024, Indonesia menghasilkan lebih dari 34 juta ton sampah per tahun, dan sekitar 67% di antaranya belum terkelola dengan baik.
Dari jumlah tersebut, plastik menjadi salah satu penyumbang terbesar. Melihat fakta ini, membentuk karakter anak yang peduli lingkungan bukan lagi sekadar pilihan, tapi kebutuhan mendesak.
Mengubah Pola Pikir Sejak Dini
Melalui program #BijakPlastikSejakDini, Mondelez Indonesia berupaya menanamkan nilai peduli lingkungan kepada anak-anak lewat kegiatan sederhana seperti memilah, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah plastik. Workshop bertema “Generasi #BijakPlastikSejakDini, Anak Hebat Peduli Lingkungan” ini menjadi kelanjutan program yang telah berjalan sejak 2021, dengan pendekatan edukatif yang menyenangkan dan partisipatif.
Menurut Dr. Khamim dari Kemendikdasmen, program ini sejalan dengan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, khususnya dalam pilar kebiasaan bermasyarakat.
“Anak-anak perlu memahami bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab sosial,” ujarnya.
Sementara itu, Siti Mariam dari Kementerian Lingkungan Hidup menegaskan pentingnya kolaborasi lintas pihak.
“Ketika anak-anak, guru, orang tua, dan sekolah berjalan bersama, maka kebiasaan bijak plastik akan menjadi gaya hidup, bukan sekadar kampanye sesaat,” jelasnya.
Baca Juga: Lewat Program CSR, KB Bank Perkuat Infrastruktur Sampah di Kota Kupang
Dari Sekolah ke Rumah
Salah satu contoh nyata datang dari SDN Pesanggrahan 09 Pagi Jakarta Selatan, pemenang kompetisi Bank Sampah #BijakPlastikSejakDini. Kepala sekolah, Yunita Monike Rahmi Siregar, bercerita bahwa perubahan dimulai dari pembiasaan sederhana: memilah sampah di sekolah.
“Anak-anak mulai terbiasa memilah sampah, dan kebiasaan itu pelan-pelan mereka bawa ke rumah,” ujarnya bangga.
Kegiatan bank sampah ini tidak hanya mengajarkan tanggung jawab, tapi juga melatih anak untuk berpikir sistematis dan menghargai proses.
Bahkan, tahun ini kegiatan semakin seru dengan tambahan sesi dongeng interaktif dari Nia Ramlan, yang membawakan kisah cinta lingkungan lewat cerita yang menginspirasi.
Peran Orang Tua Jadi Kunci
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!