- Stem cell berpotensi besar untuk regenerasi dan terapi penyakit degeneratif.
- Dr. Purwati menyoroti pentingnya edukasi serta riset eksosom dan vaksin kanker.
- Penggunaan stem cell harus di fasilitas resmi yang berizin.
Suara.com - Perkembangan teknologi kesehatan terus membuka harapan baru bagi masyarakat, termasuk melalui riset dan pemanfaatan stem cell atau sel punca.
Sel unik ini memiliki kemampuan luar biasa untuk memperbanyak diri serta berubah menjadi berbagai jenis sel lain di dalam tubuh.
Kemampuan regeneratif tersebut menjadikan stem cell sebagai salah satu terobosan menjanjikan dalam pemulihan jaringan atau organ yang rusak, terutama pada penyakit degeneratif yang kasusnya terus meningkat.
Stem cell tidak hanya bekerja menggantikan sel rusak, tetapi juga mengeluarkan berbagai protein dan sitokin yang mampu “membangkitkan” sel punca lain yang masih tidak aktif. Dengan mekanisme itu, efek regeneratif bisa terjadi lebih luas dan efektif.
Isu Sensitif Namun Potensial
Ahli stem cell dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr. Purwati, dr., Sp.PD, KPTI, FINASIM, menegaskan bahwa secara global stem cell kini menjadi pembahasan yang sensitif dan berkembang sangat pesat.
“Stem cell dan turunannya termasuk gen terapi itu jadi isu sensitif sehingga perkembangannya sangat pesat. Jadi kita mesti memberi edukasi kepada masyarakat bagaimana stem cell yang sebenarnya, manfaatnya apa, penyakit apa saja yang bisa menggunakan stem cell, kalau untuk estetika itu bagaimana dan apa yang perlu diwaspadai sehingga hal tersebut memberikan manfaat yang lebih banyak bagi masyarakat,” jelas dr. Purwati usai menerima penghargaan Woman Empower Woman Award di Jakarta.
Ia menekankan pentingnya pemahaman publik mengenai apa saja yang benar-benar bisa ditangani dengan stem cell, termasuk batasan-batasannya.
Penggunaan stem cell untuk kepentingan estetika, anti-aging, hingga penanganan penyakit kompleks harus dilakukan secara bertanggung jawab dan mengikuti standar medis yang ketat.
Baca Juga: Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
Riset yang Terus Melaju: Dari Eksosom hingga Vaksin Kanker
Selain mengembangkan terapi stem cell, Dr. Purwati bersama timnya kini merambah ke teknologi turunannya, seperti eksosom, yakni molekul nano yang berperan penting dalam komunikasi antar sel.
“Eksosom itu molekul nano yang membuat sel tidak gampang mati dan bisa cepat masuk ke membran-membran,” jelasnya.
Tak berhenti di situ, ia juga tengah mengembangkan vaksin kanker yang kini memasuki tahap uji pada hewan. Harapannya, uji coba pada manusia bisa dilakukan tahun depan.
“Semoga tahun depan vaksin ini bisa dicoba pada manusia. Vaksin ini sangat dibutuhkan karena angka penyakit kanker sangat tinggi, tidak hanya di Indonesia tapi di dunia. Kita harapkan apa yang kita lakukan bisa membawa manfaat,” ungkapnya.
Riset-riset ini memperlihatkan bagaimana Indonesia mulai mengambil peran lebih besar dalam inovasi kesehatan global.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
- 5 Rekomendasi Mobil Tua Irit BBM, Ada yang Seharga Motor BeAT Bekas
Pilihan
-
Belum Sebulan Diluncurkan, Penjualan Toyota Veloz Hybrid Tembus 700 Unit
-
Kekayaan dan Gaji Endipat Wijaya, Anggota DPR Nyinyir Donasi Warga untuk Sumatra
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Mengatasi Cedera dan Pegal Kaki di Bawah 500 Ribu
-
Klaim Listrik di Aceh Pulih 93 Persen, PLN Minta Maaf: Kami Sampaikan Informasi Tidak Akurat!
Terkini
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat