Suara.com - Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menilai, Partai Golkar justru seperti ditenggelamkan dengan Koalisi Besar untuk Pilpres 2024.
Pasalnya, saat ini Golkar seperti masih berat hati dengan Koalisi Besar.
"Nah kalau saya lihat sekarang gelagatnya, ada kesan Partai Golkar agak ogah-ogahan ini gitu kira-kira. Kelihatan ya kesan saya. Saya sih kalau Golkar agak ogah-ogahan dengan koalisi ini, saya bisa memahaminya, karena Koalisi Besar ini justru seperti menenggelamkan Golkar sebetulnya dalam koalisi ini," kata Ray dalam diskusi bertajuk 'Koalisi Besar Untuk Siapa?' yang digelar di Kawasan Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2023).
Ia kemudian membeberkan alasannya, yakni pertama posisi Golkar di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) kekinian sudah menjadi pemimpin sehingga miliki daya tawar kuat. Namun kalau Golkar merapat ke Koalisi Besar justru tak akan jadi magnet politik.
Magnet politik dalam Koalisi Besar, kata dia, justru dipegang kekinian oleh Gerindra telebih Prabowo Subianto sebagai ketua umum partainya.
"Tapi, kalau mereka masuk koalisi besar ini, Golkar tidak lagi jadi magnet. Magnet itu Gerindra atau Prabowo. Setidaknya satu minggu kan isunya berpindah dari Golkar ke Gerindra atau Prabowo," tuturnya.
Apalagi, Ray mengatakan, sebelumnya Golkar punya daya tarik lantaran Airlangga sebagai ketua umumnya kerap dikunjungi ketum-ketum parpol.
Golkar juga dianggap sebelumnya mendapatkan keuntungan dengan NasDem yang berjarak hubungannya dengan Presiden Jokowi.
"Nah sekarang kan itu tenggelam, tenggelam karena yang menguat itu adalah Gerindra dengan Prabowo. Kalau Prabowo jadi presidennya, Gerindra dapet dobel tuh, dobel pertama capresnya Prabowo, kedua mungkin efek elektoralnya akan jelas ke Gerindra," pungkasnya.
Baca Juga: Kecewa Golkar-PAN Jalan Masing-masing, PPP Bicara Potensi KIB Bubar
Golkar Terbuka
Partai Golkar terbuka, jika PDI Perjuangan atau PDIP bergabung untuk membentuk Koalisi Besar untuk Pilpres 2024. Namun PDIP diingatkan jika ingin bergabung harus mengikuti aturan main.
"Prinsipnya kita terbuka, hanya saja kita pastikan bahwa kalau terbuka tentu harus ikut dalam aturan main di koalisi besar," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (12/4/2023).
Ace mengatakan, bahwa adanya Koalisi Besar pasti lebih dulu ada partai yang menjadi inisiator. Ia pun mewanti-wanti jika ada partai yang datang belakangan justru malah menguasai.
"Ya makanya yang terpenting adalah membangun sebuah pemahaman yang sama dan harus dipahami bahwa koalisi ini ada yang menginisasi," tuturnya.
"Jangan sampai nanti misalnya koalisi sudah dibangun tapi belakangan ingin menguasai. Tentu itu yang harus dihindari," katanya.
Untuk itu, ia mengatakan, soal Koalisi Besar tersebut akan dibangun dengan dasar kesepahaman masing-masing. Bukan justru menyodorkan syarat-syarat tertentu.
"Ya tentu, kan dibangun dalam konteks seperti itu gitu," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024