Suara.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memberikan rekomendasi untuk sejumlah daerah yang memiliki tingkat kerawanan pemilu tinggi dalam konteks netralitas aparatur sipil negara (ASN).
Anggota Bawaslu Lolly Suhenty mengatakan, perlu sosialisasi kepada seluruh pegawai negeri sipil secara masif tentang pentingnya ASN bersikap netral, baik menggunakan metode daring maupun luring.
"Perlu juga optimalisasi patroli pengawasan siber di media sosial," kata Lolly di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (21/9/2023).
Menurutnya, Bawaslu tingkat provinsi dan kabupaten/kota perlu memperkuat komunikasi dan kerja sama dengan multistakeholder seperti Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), kepolisian, dan pemerintah daerah.
Lebih lanjut, Lolly menjelaskan adanya sejumlah masalah mendasar yang menyebabkan ASN tidak netral seperti implementasi regulasi yang kurang mendorong efek gentar.
"Data menunjukkan yang terjaring lebih banyak staf, bukan pejabat struktural," ucap Lolly.
Selain itu, dia juga menyebut bahwa pelaksanaan implementasi regulasi dan rekomendasi KASN tidak dijalankan oleh PPK.
"Biasanya aspek kultural dan patronase dalam birokrasi yang dominan serta tekanan dari pimpinan," ujar Lolly.
Masalah lainnya yang disebut Lolly, tawaran yang menggiurkan dari pejabat struktural untuk mendapatkan keuntungan seperti promosi jabatan.
Baca Juga: Diungkap Bawaslu, Ini Daftar 10 Provinsi dengan Kerawanan Tertinggi Soal Netralitas ASN
Sebaliknya, bawahan yang tidak mampu melakukan penolakan, ada ancaman-ancaman yang diberikan.
Sebelumnya diberitakan, Bawaslu mengungkapkan 10 provinsi dengan tingkat kerawanan pemilu tertinggi dalam hal netralitas ASN.
Menurut Lolly, Provinsi Maluku Utara menjadi daerah dengan kerawanan netralitas ASN tertinggi di Indonesia, diikuti dengan Provinsi Sulawesi Utara.
Daerah lainnya ialah Provinsi Banten dan Provinsi Sulawesi Selatan yang diikuti oleh Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Timur.
Lebih lanjut, dia menyebutkan kerawanan pemilu soal netralitas ASN juga terjadi di Jawa Barat, Sumatera Barat, Gorontalo, dan Lampung.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024