“Kami tetap mematuhi dan menghargai permintaan itu. Namun kebanyakan, tawa dan permainan yang kami hadirkan membawa perubahan kecil bagi mereka. Kami juga menyediakan waktu khusus untuk pasien yang ingin berbagi sesuatu yang menyakitkan, dan ingin menangis.Karena berbagi dan tangisan bisa menjadi sesuatu yang positif,” ujarnya.
Derby ingat, ia pernah bertemu dengan seorang perempuan yang bercerita bahwa ia kehilangan bayinya bertahun-tahun yang lalu.
“Kami mendengarkan, menghargai apa yang mereka alami dan mereka rasakan, dan perlahan-lahan mengajak pasien untuk mengalihkan pembicaraan ke arah yang lebih baik,” ujarnya melanjutkan cerita.
Menurut Derby, pasien yang menderita demensia seringkali berada dalam situasi dimana apa pun yang mereka lakukan adalah untuk ‘mendapatkan sesuatu.’ Jadi Derby mencoba membuat sebuah skenario dimana mereka bisa ‘memberikan sesuatu.’
“Mereka diberikan kesempatan untuk melakukan kontrol dan memberikan nilai, dan disinilah keterhubungan itu. Banyak pekerja kesehatan bisa bekerja dengan hangat selama proses ini, tapi kebanyakan kembali lagi karena mereka mendapatkan bukti saat melakukan pendekatan personal untuk mendapatkan keterikatan dan stimulasi, sesuatu yang bisa membuat mereka frustasi saat tak tahu apa yang harus dilakukan,” katanya menjelaskan.
Profesor June Andrew dari Dementia Services Development Centre di Universitas Stirling mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Elderflowers.
“Banyak hal yang penting dilakukan untuk pasien demensia adalah memberikan perasaan, bahwa itu sudah diselesaikan.” Menurut June Andrews, Elderflowers melakukan sesuatu yang sangat berbeda.
“Ketika pendekatan itu dilakukan dengan cara yang penuh hiburan, ternyata memberi dampak yang berbeda. Apa yang dilakukan para artis ini adalah melakukan komunikasi untuk membuat kedekatan dengan pasien, dimana orang lain justru memilih berhenti mencoba. Pasien yang tak mau bicara, biasanya memberi respon pada Elderflowers,” imbuhnya.
Lalu apakah Derbyshire pernah gagal? Derby lalu bercerita, “Saya ingat ketika kami mengunjungi satu unit dengan delapan pasien laki-laki yang sangat penuh tantangan. Para suster khawatir kami tak akan mengubah apapun. Tapi melakukan pendekatan terbuka dan tanpa tujuan apapun. Dan para laki-laki ini bisa merasakan itu. Kami tak melakukan sikap memberikan perhatian personal, dan kami bukan keluarga mereka. Kami adalah teman baru yang membutuhkan pertolongan mereka untuk melakukan sesuatu,” ujarnya.
Hearts & Minds baru saja menerima penghargaan dari Paul Hamlyn Foundation, dan berhak menerima 250 ribu poundsterling untuk apa yang telah mereka lakukan. Tanyalah, mengapa orang-orang seperti Derbyshire dibutuhkan?
Menurut Hearts & Minds, angka penderita Alzheimer dalam 40 tahun terakhir meningkat cepat. Kami tak bisa dan tak ingin mengubah itu semua, kami hanya ingin membangun komunikasi dan bersikap baik pada orang-orang penderita demensia dengan meyakinkan mereka bahwa mereka masih diberi kesempatan untuk melanjutkan hidup, untuk berkontribusi dan mengambil peran dalam kehidupan.”
Zoe Derbyshire mengakui ia kerap mendapat pertanyaan dari teman-temannya tentang apa yang ia lakukan. “Biasanya saya memilih menjelaskan agar mereka paham apa yang kami lakukan. Bagaimana kami bekerja, jadi mereka juga bisa meningkatkan hubungan dan kedekatan dengan orang terdekatnya. Memilih cara bersenang-senang sebagai salah satu cara berkomunikasi dengan orang tercintanya,” ujar Derby.
Ia menambahkan, “Ketika ayah saya didiagnosa menderita demensia, saya merasa lebih baik bisa mendapatkan cara untuk sesering mungkin bersama dia, dengan apa yang saya lakukan. Kami membutuhkan lebih banyak lagi untuk saling memahami." (theguardian)
Tag
Berita Terkait
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Studi Mengungkapkan Bahwa Olahraga di Usia Lanjut Turunkan Risiko Demensia
-
Kondisi Kesehatan Bruce Willis Makin Memprihatinkan: Sulit Bicara dan Berjalan
-
Lupa Naruh Kunci? Awas! Dokter Sebut Ini Gejala Awal Demensia, Cegah dengan 5 Pola Hidup Ini
-
Waspada! Tiga Minuman Ini Berisiko Tingkatkan Demensia
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
5 Rekomendasi Parfum Artis untuk Rayakan Natal 2025, Aroma Mewah dan Tahan Lama
-
Ramalan 6 Shio Paling Hoki Besok 23 Desember 2025, Keberuntungan Menghampiri!
-
Lebih dari Sekadar Roti: Kartika Sari Berbagi Hampers Jelang Natal di Momen Ulang Tahun Ke-50
-
5 Parfum yang Cocok Dipakai First Date: Wanginya Mewah, Elegan, dan Berkesan!
-
Minions Run hingga Meet & Greet: Liburan Akhir Tahun Makin Seru Bareng Bob dan Tim
-
7 Bedak Tabur Terbaik untuk Sehari-Hari yang Awet, Bikin Wajah Natural Glowing
-
Bye Bye Luntur! 5 Lipstik Tahan Makan dan Minum yang Bikin Bibir On Point Seharian
-
5 Sepatu Lari Lokal Terbaik untuk Half Maraton, Bantalan Empuk Setara Brand Dunia
-
Transformasi Desa Bilebante: Dari Bekas Tambang Pasir Jadi Desa Wisata Hijau
-
8 Ide Menu Bakar-bakaran Malam Tahun Baru yang Menggugah Selera