“Nah, dengan fokus membuat program, kami ingin seni budaya kita, khususnya seni pertunjukan yang berbasis seni budaya Indonesia, bisa tumbuh menjadi industri dan dapat menghidupi seniman Indonesia,” jelas ibu dari dua anak ini.
Nita sangat berharap apa yang dilakukan Djarum Foundation akan diikuti kalangan lainnya, mengingat seni pertunjukan memerlukan dana yang sangat besar.
Meski demikian Nita bersyukur, apresiasi masyarakat kepada seni dan budaya Indonesia semakin hari semakin meningkat, terutama di kalangan anak muda dan masyarakat kelas atas.
“Ini bisa kita lihat di berbagai pertunjukan teater berbasis budaya Indonesia, bahkan banyak juga anak muda yang ingin terlibat sebagai pemain,” imbuhnya.
Galeri Indonesia Kaya
Melihat begitu besarnya semangat para seniman untuk berkarya dan semakin banyaknya masyarakat terutama generasi muda yang ingin mengenal budayanya lebih dekat, maka sejak tahun lalu, kata Nita, Djarum Foundation mendirikan Galeri Indonesia Kaya (GIK).
"GIK adalah sebuah ruang publik yang didedikasikan untuk masyarakat dan dunia pertunjukan seni Indonesia. Galeri Indonesia Kaya ini merupakan bentuk komitmen kami dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya Indonesia," ujarnya.
GIK yang terletak di West Mall Grand Indonesia Shopping Town Lantai 8 ini merupakan ruang publik pertama dan satu-satunya di Indonesia yang memadukan konsep edukasi dengan digital media.
Lebih lanjut Nita menjelaskan, GIK memiliki konsep yang sangat beragam karena mengambil kekhasan Indonesia seperti Interior dari rotan, motif parang, bunga melati, batok kelapa, dan batik tulis dari 12 daerah.
Selain itu, di GIK terdapat 12 aplikasi untuk pengunjung, di antaranya Sapa Indonesia yaitu Layar multimedia yang menampilkan pemuda-pemudi Indonesia dengan menggunakan baju adat.
Tak hanya itu, di sini ada pula video maping yang berbentuk wayang kulit, Kaca pintar Indonesia merupakan kumpulan objek budaya di seluruh nusantara dan Ceria anak Indonesia (permainan Congklak secara virtual).
Auditoriun GIK dilengkapi dengan panggung sebesar 13 x 3 m dengan tiga layar yang dilengkapi projector utama 10.000 lumens, tata lampu LED 36 buah dan dapat menampung sekitar 150 orang.
"Untuk berkunjung ke GIK pengunjung tidak dikenakan biaya sedikitpun alias gratis dan terbuka untuk umum mulai pukul 10.00 hingga 22.00 WIB," jelas Nita.
Ia berharap GIK dapat dimanfaatkan oleh generasi muda untuk lebih mencintai budaya Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Tiket MotoGP Mandalika Hampir Ludes! Apa yang Bikin Event Ini Jadi Magnet Wisata Dunia?
-
Ahmad Sahroni Titip Minta Maaf ke Masyarakat Indonesia, Ferry Irwandi Balas Menohok
-
Urutan Skincare yang Benar, Moisturizer Dulu atau Sunscreen Dulu?
-
5 Rekomendasi Toko Batik Murah di Jogja: Pilihan Beragam, Harga Terjangkau
-
Terpopuler: Pidato Kahiyang Ayu Disorot, Ayah Ojak Pamer Emas Segambreng
-
Moisturizer Glowsophy untuk Umur Berapa? Ini 2 Rekomendasinya Agar Kulit Glowing Sejak Remaja
-
Siapa Hera Lubis yang Laporkan Ferry Irwandi ke Polisi? Ini Profilnya
-
Hari My Girl 1 Oktober Apa Itu? Asal Usulnya dan Perbedaan dengan National Girlfriend Day
-
Opsi RS Bayi Tabung di Malaysia dan Prakiraan Biayanya
-
Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?