"Saat kita berkebaya ke mana saja, banyak yang tertarik. Temen-temen deket mulai ikutan mulai kirim-kirim foto mereka berkebaya di Facebook. Makin banyak yang nunjukin kecintaannya terhadap kebaya. Dari situlah kita berpikir, kenapa kita nggak buat wadah saja," ujar Lia Nathalia salah satu penggagas Komunitas Perempuan Berkebaya.
Nama Perempuan Berkebaya, lanjutnya diambil bukan tanpa alasan. Komunitas ini memilih kata perempuan dan bukan wanita. Perempuan, kata Lia adalah jenis kelamin yang secara bahasa diambil dari kata 'empu'. Ini berarti perempuan dihormati dan lebih ditinggikan dibandingkan kata wanita.
Selanjutnya, komunitas yang sama juga berdiri di beberapa kota seperti Yogyakarta, Jakarta, Bogor dan Bali. Visi mereka satu, yakni melestarikan budaya Indonesia melalui berkebaya dan berkain setiap harinya.
"Kami berpikir kenapa tidak setiap hari dipakai seperti zaman dulu. Rata-rata ketika kita berkebaya di Indonesia, kita diidentikan dengan orang Bali. Apalagi kalau di luar. Tidak ada yang mengenal bahwa ini identitas bangsa," ujar dia lagi.
Tak hanya kebaya, Komunitas Perempuan Berkebaya juga mengupayakan agar seluruh kain nusantara, seperti batik, tenun, hingga songket untuk bisa dipakai setiap hari.
Hal ini, tambah dia, juga bisa sebagai upaya untuk menghidupkan industri kerajinan dalam negeri yang beberapa di antaranya sudah 'mati suri', sehingga perempuan Indonesia juga bisa mencintai produk dalam negeri.
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, kata Lia, tak hanya berkumpul, mereka pun selalu berusaha untuk berbagi ilmu tentang banyak hal. Tak hanya kebaya, acara kumpul-kumpul ini juga kadang membagi ilmu tentang seluk beluk kain dan motifnya, kesehatan perempuan, bedah buku dan segala hal yang berkaitan dengan kaum hawa.
"Perempuan yang baik dan cerdas akan menghasilkan bangsa yang baik. Jadi kita ingin saat kita berkumpul, kita semua punya ilmu baru," ungkapnya.
Anggota komunitas ini cukup beragam, mulai gadis belia umur belasan hingga perempuan dewasa. "Siapapun bisa ikut Komunitas Perempuan Berkebaya dengan bergabung di sosial media Facebook 'Perempuan Berkebaya'. Yuk kita berkebaya!" ajak Lia.
Berita Terkait
-
Diecast Jadi Karya Seni? Intip Rahasia Kreator Indonesia di IDE 2025!
-
Silang.id: Komunitas yang Menghapus Batas Komunikasi antara Tuli dan Dengar
-
Komunitas Motor Bandung Gelar Riding Unik Bernuansa Horor
-
Dari Mal Hingga Taman Kota: 5 Transformasi Ruang Urban untuk Lestarikan Budaya
-
Model Lawas Sampai Model Terbaru 'Numplek' di Jambore Suzuki Club 2025
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
Terkini
-
4 Rekomendasi Jam Tangan Outdoor Terbaik untuk Berpetualang, Fitur Lengkap Ada GPS
-
7 Cara Cerdas Memutar Uang Rp1 Juta agar Bisa Berkembang
-
7 Rekomendasi Tinted Sunscreen Lokal untuk Tutupi Bekas Jerawat dan Flek Hitam
-
5 Parfum Lokal Pria dengan Aroma Woody Terbaik, Cocok Dipakai untuk Acara Malam Hari
-
Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
-
Link Download Logo dan Twibbon Hari Pahlawan 2025, Format PNG dan Vektor Gratis Siap Digunakan!
-
6 Shio Paling Hoki Hari Ini 10 November: Keberuntungan Datang, Rezeki Mengalir
-
Pahlawan Rumah Tangga: Kisah Dedikasi Tasker bTaskee di Hari Pahlawan
-
Ramalan Zodiak 10 November 2025: Panduan Asmara, Karier & Keuangan Anda
-
Biodata dan Agama Pandji Pragiwaksono: Didenda 48 Kerbau, 48 Babi, dan Rp2 Miliar