Suara.com - Saat membeli jus buah biasanya ampas akan disaring sehingga hasil akhir yang kita konsumsi adalah sari buahnya saja. Padahal ampas buah merupakan bagian yang paling banyak mengandung serat.
Melihat peluang dari limbah ampas pada industri kecil yang menjual jus buah, Andriati Ningrum pun tertarik untuk meneliti lebih lanjut manfaatnya. Perempuan berkacamata yang mendapatkan gelar Doktor pada usia 32 tahun ini meyakini, limbah ampas atau disebut pomace ini memiliki komponen bioaktif yang dapat berkontribusi terhadap kesehatan.
"Pada penelitian disebutkan bahwa ampas buah (pomace) memiliki komponen bioaktif yang bisa mengatasi berbagai penyakit degeneratif seperti stroke, diabetes dan penyakit jantung. Selain itu pomace juga memiliki senyawa flavor (rasa) yang bisa ditambahkan dalam bahan pangan," ujarnya pada penganugerahan L'Oréal-UNESCO for Women in Science 2016 di Kemendikbud, Jakarta, Kamis (3/11/2016).
Tak hanya itu, produk pomace, tambah Andriati, juga mengandung senyawa tertentu yang efektif dalam menurunkan reaksi alergi. Seperti diketahui, alergi tak hanya dialami orang dewasa tapi juga anak-anak.
Ia meyakini bahwa pomace dapat dimanfaatkan sebagai campuran bahan baku pembuatan makanan pendamping ASI (MPASI) bagi anak yang memiliki gangguan alergi.
"Selain itu pomace juga memiliki sifat pengawet alami. Jadi, kalau bikin cold press juice sebenarnya nggak usah pakai pengawet tambahan, tapi pakai saja ampasnya, sehingga lebih tahan lama," ujar perempuan kelahiran Jakarta, 13 Juni 1983 ini.
Kecerdikannya dalam melihat peluang dari masalah limbah industri jus ini mengantarkan Andriati sebagai 1 dari 4 perempuan yang mendapatkan penghargaan L'Oréal-UNESCO for Women in Science 2016. Atas kemenangannya inilah Andriati mendapat bantuan dana sebesar Rp 80 juta untuk merealisasikan penelitiannya.
Jika berhasil, perempuan yang bercita-cita menjadi peneliti sejak kecil ini membayangkan bahwa senyawa aktif dalam pomace atau ampas buah bisa diolah dalam bentuk suplemen atau zat tambahan pangan.
"Saya berpikir daripada ampas jus menyebabkan masalah lingkungan seperti mencemari air tanah, akan lebih berguna jika dimanfaatkan dalam bentuk lain dan mengatasi masalah lainnya juga seperti di bidang kesehatan atau pangan," tambah Andriati.
Berprofesi sebagai perempuan peneliti, menurutnya, memiliki tantangan tersendiri. Jam kerja yang tak mengenal waktu membuat harus selalu menyeimbangkan antara pekerjaan dan waktu istirahat. Beruntung dukungan dari kedua orangtua, memotivasi dirinya untuk terus berkontribusi bagi banyak orang.
"Ada rasa puas ketika berhasil dan bermanfaat menyelesaikan masalah sekitar. Sehingga setelah lulus S1 saya mencoba mencari beasiswa di Jepang mengambil magister Biologi dan Kimia Terapan pada 2010 dan bertekad untuk jadi peneliti dengan mengambil S3 bidang Teknologi Pangan dan Sains di Vienna," tambah Andriati.
Prestasinya di bidang penelitian memang tak perlu diragukan lagi, pada usia yang masih tergolong muda, Andriati berhasil menerima penghargaan seperti Panasonic Scholarship (2010), Travel Grant Scholarship untuk tingkat Doktoral di Austria (2012), Young Researcher Travel Award di Simposium Shizouka, Jepang.
Tahun 2016 ini, ia pun berhasil menuai beragam penghargaan seperti Best Paper Award in Science Technology and Inovation Days di Hanoi Vietnam, mendapat beasiswa Ernst March Grant Scholarship di Austria dan menjadi pemenang L'Oréal-UNESCO for Women in Science 2016.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Publik Soroti Ponpes Ambruk Renggut Nyawa: Kelalaian Pembangunan atau Takdir?
-
Bahaya Makanan yang Terpapar Radioaktif, Udang Cikande Masih di Batas Aman?
-
5 Skincare La Roche Posay Termurah, Harga Masih Ramah di Kantong
-
Sabrina Chairunnisa Boyong Chanel ke Korea Selatan, Apakah Naik Pesawat Boleh Membawa Hewan?
-
Dilaporkan ke Polisi, Ferry Irwandi Tanggapi Santai: Main Game dan Tertawa
-
Berapa Gaji Pegawai PLN? Ini Link, Syarat, dan Cara Daftar Rekrutmen PLN 2025
-
Wajib Pakai Moisturizer sebelum Sunscreen? Begini Urutan yang Benar Menurut Dokter
-
Perjalanan Pendidikan Sabrina Chairunnisa, Rumah Tangganya Diisukan Retak
-
Mata Anies Baswedan Kedutan Usai Namanya Disebut Prabowo, Benarkah Artinya Lagi Dibicarakan Orang?
-
Urutan Skincare Glad2Glow untuk Atasi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan