Semakin malam, muda-mudi yang datang semakin banyak. Umumnya mereka datang bergerombol atau berpasang-pasangan. Tentunya, untuk menghabiskan malam minggu yang jauh dari kata prostitusi. Tak jauh dari RPTRA, ada arena skate park dan BMX berstandar internasional. Para muda-mudi ini pun ada yang menjajal kemampuannya atau sekedar menonton mereka yang sedang beraksi.
Anak-anak dengan sepeda kecil mereka pun asyik berlenggang di jalur BMX yang bergelombang. Ada pula yang mengejar sambil berlari. Semua terlihat menikmati malam minggu ini. Anda tak perlu khawatir perut keroncongan, karena di area parkir banyak pedagang yang menjual makanan berat hingga camilan seperti tahu bulat.
Erika, salah satu pengunjung muda-mudi yang datang bersama teman-temannya mengakui keindahan kawasan Kalijodo setelah 'dipermak'. Bahkan Ia rela jauh-jauh dari Jakarta Timur hanya untuk melihat perubahan kawasan Kalijodo ini.
"Sebelumnya lihat di TV, Kalijodo jadi bagus banget. Dan ternyata emang bener. Bersih banget dan banyak tempat buat duduk-duduk yang gratis," ujar Erika.
Siapa Tahu Mendapat Jodoh?
Sesuai namanya, Kalijodo, yang memiliki dua kata yakni 'Kali' atau sungai dan 'Jodo' atau jodoh mulanya dikenal sebagai ajang mencari jodoh muda-mudi Jakarta saat tradisi Imlek, Peh Cun.
Namun saat itu, sekitar abad 19, kawasan tersebut masih bernama Kali Angke. Sungainya yang jernih dan jauh dari pemukiman penduduk, membuatnya dipilih sebagai pusat perayaan Peh Cun masyarakat Tionghoa di Jakarta.
Sejarawan Ridwan Saidi menggambarkan tradisi Peh Cun sebagai pesta air yang diikuti muda-mudi kala itu. Golongan perempuan akan menaiki perahu yang berbeda dengan kelompok lelaki. Perahu mereka akan saling berkejar-kejaran melintasi sepanjang Kali Angke atau yang kini dikenal sebagai Kalijodo.
Jika ada salah satu perempuan yang ditaksir, maka lelaki di perahu lain akan melempar sebuah kue bernama tiong cu pia yang terbuat dari tepung terigi dan berisi kacang hijau.
"Jika perempuan tersebut membalas lemparan kue ke lelaki itu tandanya mereka saling menyukai dan artinya berhasil mendapatkan jodoh, maka kawasan ini sampai sekarang dikenal sebagai Kalijodo," ujar Ridwan Saidi kepada Suara.com, beberapa waktu lalu.
Sayangnya, tanpa alasan yang jelas, pada 1958, Walikota Jakarta, Sudiro menghentikan tradisi Peh Cun dan Imlek. Sontak sejak saat itu berakhirlah ajang mencari jodoh di Kali Angke.
"Dihentikannya tidak jelas alasannya, cuman dikatakan bahwa perayaan Imlek tidak boleh lagi dirayakan di ruang publik sehingga hanya dirayakan di rumah-rumah saja," celetuknya.
Bagaimana tertarik mendapat jodoh di Kalijodo? Untuk menuju kawasan ini Anda bisa menggunakan moda transportasi umum Transjakarta dan turun di Halte Jembatan Besi, lalu jalan kurang lebih 15 menit. Sedangkan bagi Anda yang membawa kendaraan pribadi bisa melalui Tol Angke menuju RPTRA Kalijodo ini.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Kenapa Suami Mpok Alpa Ajukan Perwalian Anak? Bikin Pihak Keluarga Curiga
-
Festival Bodri 2025 Jadi Wadah Kolaborasi Lintas Sektor untuk Kelestarian DAS Bodri
-
4 Lip Product dengan Formula SPF 15, Bibir Sehat dan Cerah Ekstra Terlindungi
-
5 Model Gelang Emas untuk Anak Muda yang Elegan, Tak Terlihat Norak
-
Dari Parupuk Tabing, Gerakan Sederhana yang Bisa Ubah Padang Jadi Kota Nol Sampah
-
Pendidikan Mentereng Ratu Tisha yang Dicopot dari Komite PSSI, Siapa Penggantinya?
-
Kekayaan M Qodari yang Naik Pangkat Kepala Staf Kepresidenan: Punya 176 Bidang Tanah
-
13 Prompt Gemini AI Edit Foto Sinematik di Stasiun, Siap Pakai dan Hasilnya Kayak Asli
-
Profil Sarah Sadiqa yang Dilantik Jadi Kepala LKPP: Pendidikan, Rekam Jejak dan Kekayaan
-
Jakarta Punya Ikon MICE Baru! Intip Kemegahandan Akses Mudahnya