Suara.com - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi sektor ekonomi yang paling terdampak selama pandemi COVID-19, terutama sejak adanya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat alias PPKM.
Namun menurut Ketua Tim Riset Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Indonesia (UI), Rocky AC Hatibie, S.Psi, Psikolog menyatakan para pelaku UMKM mampu mengelola mental secara baik sehingga resiliensi (daya tahan) para pelaku UMKM tergolong tinggi saat pandemi COVID-19.
"Di tengah berbagai tantangan yang menekan selama masa pandemi COVID-19 namun resiliensi pelaku UMKM tinggi. Ini suatu hal yang menarik dan tidak disangka-sangka," kata Rocky Hatibie dilansir ANTARA.
Padahal lanjut dia pandemi COVID-19 berpengaruh negatif terhadap sektor UMKM di Indonesia. Menurut hasil survei yang dilakukan Bank Indonesia pada Maret 2021, sebanyak 87,5 persen UMKM terdampak oleh pandemi COVID-19. Dari jumlah tersebut, sekitar 93,2 persen di antaranya terdampak negatif dari sisi penjualan dan cashflow operasional.
"Dari penelitian, ditemukan tingkat kesehatan mental pelaku UMKM tergolong tinggi, dengan kepuasan hidup atau cukup baik, dan memiliki afek positif yang tergolong tinggi," katanya.
Hal ini katanya menunjukkan bahwa para wirausahawan menyadari kemampuannya, dan cukup dapat menangani stres yang dialami terkait pandemi, khususnya hingga kuartal pertama pada tahun 2021. Sementara itu, afek negatif yang mereka tampilkan tergolong rendah, yang mengindikasikan mereka cukup mampu mengelola kekhawatirannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Tim Riset Dies Natalis ke-61 FPsi UI tersebut disampaikan dalam webinar berjudul “Resiliensi Pelaku UMKM di Masa Pandemi”, melalui media aplikasi zoom. Pelaku UMKM menilai kehidupan mereka saat ini sudah mendekati yang mereka cita-citakan, walaupun masih banyak yang belum sesuai dengan harapan mereka.
Responden penelitian ini mayoritas adalah pelaku UMKM yang tidak mengalami gangguan depresi, atau hanya mengalami gejala depresi ringan. Meskipun demikian mereka memiliki kondisi resiliensi yang berkisar antara kategori normal dan rendah.
Hal ini menandakan bahwa meskipun mereka mampu mengelola mental secara baik, namun apabila menghadapi situasi yang sulit dan traumatis, mereka cenderung cemas, lebih mudah merasa terbebani dan pesimis dalam memandang masa depan.
Baca Juga: Urus Perizinan Usaha di Samarinda Makin Mudah, Isi Persyaratan Melalui Aplikasi Online
Dekan Fakultas Psikologi UI, Dr. Tjut Rifameutia Umar Ali, M.A. menyampaikan UMKM tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kampus, dimana banyak pedagang di sekeliling kampus yang harus berjuang untuk menghadapi situasi pandemi di saat proses belajar-mengajar secara daring diterapkan, sehingga mereka tidak bisa berdagang di lingkungan kampus lagi.
"Mereka harus memikirkan peluang lain yang mungkin selama ini tidak pernah dipikirkan. Tentunya, mereka membutuhkan kemampuan dan resiliensi yang tinggi untuk dapat mengatasi kesulitan," kata Dr. Tjut Rifameutia.
Gus Minging D.S., MBA, Debora E. Purba, M.Si. Ph.D, dan H. Irman Yasin Limpo, S.H. merupakan penanggap terhadap penelitian mengatakan Resiliensi yang cukup baik dari para pelaku UMKM ini berhubungan dengan beberapa karakteristik yang umumnya dimiliki pengusaha.
"Karakteristik ini diantaranya adalah cenderung berorientasi kepada masa depan, tidak pernah puas dalam mencari peluang, serta berani mengambil risiko, dan tidak takut terhadap konflik. Hal ini membuat para pelaku UMKM mempunyai mental untuk tidak menjadikan dirinya sendiri sebagai korban, dan cenderung mempunyai pola pikir solutif," kata Debora E. Purba, dosen Fakultas Psikologi UI.
Direktur Biro Konsultasi Human Relations & Psikologi Waskita Gus Minging mengatakan banyak cara yang bisa dilakukan untuk mempertahankan pola resiliensi yang sudah baik ini.
Sebagai psikolog yang juga berkecimpung dalam dunia wirausaha dan UMKM, Gus Minging merekomendasikan untuk melakukan olah raga secara rutin, fokus kepada hal-hal yang bisa dilakukan, serta meningkatkan kegiatan positif sederhana yang menjadi hobi.
Berita Terkait
-
BRI Dukung PRABU Expo 2025, Dorong Transformasi Teknologi bagi UMKM Naik Kelas
-
Bunga KUR Resmi Flat 6 Persen dan Batas Pengajuan Dihapus
-
Pemerintah Mau Sulap Thrifting Pasar Senen dan Gedebage, 1.300 Merek Lokal Disiapkan
-
PNM Bersama MES Dorong Usaha Ultra Mikro Naik Kelas Lewat Produk Halal
-
Menkeu Purbaya Mau Cacah Baju Thrifting, UMKM Mau Tampung?
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
5 Body Lotion SPF Tinggi untuk Pria: Tidak Lengket, Cocok Buat Aktivitas Outdoor
-
5 Bedak Padat untuk Kulit Berminyak Usia 40 Tahun ke Atas, Ampuh Samarkan Garis Halus
-
7 Rekomendasi Sepatu Running Anak Lokal: Murah Kualitas Juara, Harga Mulai Rp100 Ribuan
-
5 Bedak Padat Wardah untuk Usia 30 Tahun ke Atas, Kulit Flawless Bebas Cakey
-
5 Cushion untuk Usia 50 Tahun yang Ramah Garis Penuaan
-
Anak Muda Indonesia Ini Tawarkan Model Bisnis Berbasis Kepercayaan dan Data
-
5 Shio Paling Beruntung dan Berlimpah Rezeki Besok 18 November 2025, Termasuk Kamu?
-
10 Bedak Padat untuk Tutupi Garis Penuaan Usia 50 Tahun ke Atas
-
Daftar Universitas dengan Jurusan IT Terbaik di Indonesia, PTN dan PTS
-
Dorongan Implementasi Bangunan Hijau untuk Infrastruktur Berkelanjutan di Indonesia