Suara.com - Kalimantan dikenal sebagai pulau terbesar ketiga di dunia. Selain beragam akan kekayaan alam, Kalimantan juga punya keunikan akan produk kain tradisionalnya.
Desainer Firdaus Franklin mengungkapkan kalau setiap kain tradisional Kalimantan selalu menyimpan pesan. Sehingga motif yang dibuat selalu tersirat hal khusus.
"Motif itu bukan sekedar motif. Misalnya bunga kenanga, artinya itu part of daily life masyarakat. Wastra dari Indonesia itu kaya sekali," kata Firdaus dalam konferensi pers secara virtual bersama The Apurva Kempinski Bali, Senin (5/8/2022).
Warna dari kain tradisional Kalimantan memang identik terdiri dari berbagai warna atau colorfull. Meski begitu, menurut Firdaus, tetap indah.
"Colorfull tanpa kelihatan norak, tapi tetap insighfull Bagaimana Kalimantan itu mereka juga sustainable dari bahan alami," imbuhnya.
Menurut Firdaus, sejumlah kain tradisional Kalimantan bahkan ada juga yang dibuat dari kulit kayu. Namun pembuatannya diatur secara khusus agar tidak menimbulkan penembahan pohon berlebihan.
Khusus teknik tenunnya, kain Kalimantan juga dibuat dengan cara unik. Bahkan teknik pewarnaan kain di Kalimantan Selatan, Firdaus mengatakan bahwa caranya mirip dengan shibori di Jepang.
"Saya kebetulan dari selatan, itu betul-betul ketika beliau bikin memang susah dan prosesnya itu, saya menikmati proses dari semua penenun. Tapi kadang praktik itu sekarang mulai terlupakan," ungkapnya.
Ia mengaku, saat ini agak sulit mencari penenun kain Kalimantan dengan hasilnya optimal.
Baca Juga: Imbas BBM Naik: Siap-siap Harga Produk Fashion Bakalan Meroket
Sebagai upaya melestarikan juga membudidayakan kain Kalimantan, Firdaus digandeng oleh The Apurva Kempinski Bali untuk terlibat dalam kampanye Unity in Diversity dengan tema Kalimantan: World of Many Facets by Firdaus Franklin.
Firdaus membuat 20 pakaian dari kain Kalimantan yang kemudian dipamerkan pada ajang fashion show teatrikal di The Apurva Kempinski Bali pada 3 September lalu. Pertunjukan itu juga dimeriahkan dengan tarian dari Borneo, Kalimantan.
Kampanye Unity in Diversity itu sebetulnya sudah dilakukan oleh The Apurva Kempinski Bali sejak awal 2022 dengan selalu mengangkat kebudayaan dan kesenian dari pulau-pulau besar di Indonesia. Sebelumnya sudah diangkat kebudayaan Sumatera juga Jawa.
"Tidak hanya menunjukkan kekayaan Indonesia dari sisi permukaan, tapi lebih kedalam lagi. Kami sharing tentang bagaimana history, filosofi, bagaimana kultur, makanan tradisional dari masing-masing destinasi itu," kata Direktur Marketing dan Komunikasi The Apurva Kempinski Bali Danti Yuliandri.
Selain mengubah dekorasi dan suasana hotel jadi nuansa Kalimantan, makanan khas pulau tersebut juga turut disajikan untuk melengkapi pengalaman tamu. Salah satu kuliner khas Kalimantan yang tentu tidak boleh dilewatkan, yakni Soto Banjar bisa dinikmati tamu di restoran.
Berita Terkait
-
Ibu Desainer Muda Global Marva Griffin Ungkap Kunci Agar Indonesia Bisa Jadi Kekuatan Desain Dunia
-
Indonesia Design Week 2025: Kolaborasi Menarik Desainer Top Dunia dan UMKM Lokal!
-
Rahasia Kulit Garut Mendunia: Desainer Muda Indonesia Belajar di Pusat Mode Milan!
-
Bikin Merinding, Anwar BAB Ngaku Sudah Siapkan Kain Kafan dan Uang Rp7 Juta untuk Kematiannya
-
Mirip Kain Batik Slobog Cucu Bung Hatta, Black Dandyism Juga Simbol Perlawanan Politik
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
4 Fakta Mengejutkan Macan Tutul di Hotel Bandung, Evakuasi Berlangsung Dramatis
-
Terpopuler: Sosok Pengasuh Ponpes Al Khoziny Disorot, Yai Mim Ternyata Kaya Raya Pernah Haji 9 Kali
-
Pengertian Stateless, Status Resmi Riza Chalid dan Jurist Tan Imbas Paspor Dicabut
-
Ramalan Zodiak 7 Oktober: Gemini Waspada Teman Utang Tapi Gak Balik, Libra Akan Bertemu Orang Lama
-
Kalender Jawa 7 Oktober 2025 Selasa Pahing dan Weton Sial Menurut Primbon Jawa
-
3 Jam Tangan Mewah Deddy Corbuzier, Dulu Koleksi Harga Miliaran Kini Pilih yang Murah Meriah
-
Di Balik "New Horizon": Kolaborasi Seni dan Material yang Memukau di Art Jakarta 2025
-
Urutan Skincare Malam untuk Usia 30-an, Lengkap dengan Rekomendasi Produk Terjangkau
-
6 Tren Kuliner Global Paling Panas di 2025: Plant-Based hingga Zero Waste
-
Aksi Bersih Pantai Bali: Dari Pungut Sampah hingga Edukasi Daur Ulang