Suara.com - Kisruh pemberian lisensi rumah makan padang oleh Ikatan Keluarga Minang (IKM) rupanya justru menimbulkan seruan boikot rumah makan padang yang berlisensi.
Sebelum keadaan semakin memanas, Andre Rosiade selaku Ketua Harian Ikatan Keluarga Minang sebenarnya sudah klarifikasi bahwa masakan padang boleh dijual siapa saja.
“Jadi tidak ada boleh larangan. Siapa pun, wagra mana pun, etnis apa pun, boleh memasak masakan Padang dan menjualnya,” paparya.
Lebih jauh, Andre menyampaikan bahwa lisensi dari IKM tidak bersifat wajib. Lisensi itu hanya diberikan sebagai upaya menjaga cita rasa.
“Yang kedua, mengenai isu soal lisensi restoran Padang yang dikeluarkan oleh IKM. Lisensi itu dikeluarkan oleh IKM, pertama, tidak dipungut bayaran. Lisensi itu dalam rangka memastikan cita rasa bahwa masakan Padang itu sesuai dengan ciri khas Padangnya,” tambahnya.
Lantas, bagaimana sebenarnya asal muasal masakan di Rumah Makan Padang selama ini? Berikut kilas baliknya.
Sejarah Rumah Makan Padang
Berasal dari daerah Minangkabau, Sumatera Barat, sebutan Rumah Makan Padang mulai populer di akhir tahun 1960. Masakan ini mulai dikenal di luar pulau Sumatera usai pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumbar.
Adanya penindasan dari pemerintah pusat pada orang Minangkabau membuat mereka berusaha mengganti identitas. Dari sinilah mereka mulai memperkenalkan diri sebagai Padang alih-alih Minangkabau dan mengganti nama dengan unsur kejawa-jawaan.
Baca Juga: Siapa Pemilik RM Pagi Sore? Sejarah Panjang Restoran Padang dengan Cita Rasa Khas Minang
Meski kini sudah menjadi makanan bagi semua kalangan, dulunya masakan Padang hanya bisa dinikmati oleh orang-orang dengan status sosial yang tinggi.
Dengan adanya kondisi tersebut, pemilik rumah padang umumnya akan sengaja memberi lebih banyak lauk dan nasi bagi kalangan menengah ke bawah yang membeli makanannya supaya bisa dinikmati bersama anggota keluarga lainnya.
Sayangnya, baru-baru ini justru beredar video yang menunjukkan seseorang yang mencopot tulisan masakan padang lantaran dianggap terlalu murah dan dikhawatirkan merusak harga pasar.
Dari situlah akhirnya Andre Rosiade ikut turun tangan dan menjelaskan kesalahpahaman yang ada. Sialnya, pernyataan tersebut membuat beberapa warganet ingin boikot rumah makan Padang berlisensi IKM.
“Kalau sampai warung Padang andalanku ada lisensi ini, nggak jadi makan di situ,” tulis seorang warganet.
“Setuju boikot saja, mulai detik ini ga bakal beli masakan padang apalagi yg pake lisensi. Terlalu angkuh, rasis,” timpal yang lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
5 Rekomendasi Sepatu Lokal Selevel Docmart: Harga Lebih Bersahabat, Kualitas Tak Kalah
-
3 Zodiak Paling Beruntung Sepanjang 2026, Karier dan Cinta Dalam Genggaman
-
Hidup Makin Digital, Layanan Antar Barang Ikut Berubah Lebih Personal
-
5 Rekomendasi Krim untuk Mengurangi Kerutan, Harga Terjangkau Mulai Rp15 Ribuan
-
Menuju 2026, Clara Hsu Soroti 4 Sinyal Penting yang Tak Boleh Diabaikan Para Pemimpin
-
26 Ucapan Selamat Tahun Baru 2026 untuk Customer, Menjaga Loyalitas dan Relasi Bisnis
-
5 Serum Retinol Lokal untuk Ibu Rumah Tangga, Efektif Atasi Tanda Penuaan
-
5 Sepatu Skechers yang Diskon 50% di Sports Station, Tahun Baru Gaya Baru
-
4 Pilihan Cushion dengan Hasil Akhir Glowing, Samarkan Ketidaksempurnaan Kulit
-
3 Zodiak Mengalami Perubahan Hidup Mulai 1 Januari 2026, Masa Sulit Berakhir!