Suara.com - Konglomerat James Riady menjadi perbincangan setelah kunjungannya ke kediaman Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di Solo, Jumat (13/12/2024) lalu.
Tidak sendiri, James bertandang ke rumah Jokowi ditemani sang ayah, Mochtar Riady, anaknya, John Riady, dan beberapa kerabatnya.
Keluarga Riady adalah pemilik Lippo Group, yang lini bisnisnya menyebar di berbagai sektor seperti perbankan, properti, pusat perbelanjaan hingga rumah sakit.
Di era Orde Baru, James Riady, sempat disebut-sebut sebagai anggota 9 naga, kumpulan pengusaha keturunan Tionghoa, yang menguasai perekonomian Indonesia.
Jaringan James Riady memang tidak kaleng-kaleng. Ia adalah orang dekat Bill Clinton, Presiden ke-42 Amerika Serikat (AS).
Ketika Clinton mengikuti konvensi Partai Demokrat untuk menjadi calon presiden di tahun 90-an, James adalah salah satu penyumbang dana kampanyenya.
Kasus ini sempat heboh karena capres AS dilarang menerima donasi dari warga negara asing (WNA). James dan perusahaan milik keluarganya, Lippo Group, dikenai denda US$ 8,6 juta. Penalti terbesar dalam sejarah pelanggaran pendanaan kampanye di AS.
Perkenalan dengan Bill Clinton
James Riady pertama kali berkenalan dengan Bill Clinton pada tahun 1979. Saat itu Clinton masih menjadi Gubernur Arkansas.
Baca Juga: Silsilah Keluarga Mochtar Riady: Pendiri Lippo Group Bertamu ke Rumah Jokowi
Negara bagian Amerika itu menjalin hubungan dengan Lippo Group, yang saat itu berinvestasi di sejumlah bank lokal di Little Rock.
"Clinton telah berteman dengan seorang miliarder keturunan konglomerat itu, James T. Riady, yang keluarganya berinvestasi dengan para bankir terkemuka di Little Rock," tulis media LA Times dalam artikel berjudul "What Clinton Knew yang terbit tahun 1997.
Pada pertengahan tahun 1980-an, Gubernur Clinton bertemu salah satu jajaran direksi Lippo Bank, Huang, saat sedang dalam misi dagang ke Taiwan.
Huang juga menjadi perwakilan senior keluarga Riady yang berkedudukan di AS. Ketika Clinton mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 1992, Huang mengumpulkan dana untuk Partai Demokrat sebagai relawan.
Setelah kemenangan Clinton sebagai Presiden AS pada Pemilu tahun 1992, James Riady makin memperkuat hubungannya dengan Clinton. James pergi ke Little Rock untuk berpartisipasi dalam konferensi ekonomi yang diselenggarakan oleh Clinton.
Riady dan Huang menyumbang $100.000 untuk membantu membiayai pengeluaran terkait pelantikan Clinton, dan Riady hadir saat pelantikan Bill Clinton sebagai Presiden AS.
Menurut LA Times, James Riady sedikitnya 20 kali datang ke Gedung Putih dari tahun 1993 hingga 1995. James adalah tamu spesial bagi Bill Clinton.
Saking pentingnya sosok James Riady bagi Clinton, ia diberikan kode pos eksklusif Gedung Putih sehingga dapat berkorespondensi langsung dengan presiden.
Riady, perusahaannya, dan rekan-rekannya merupakan donatur yang dermawan selama periode ini, dengan memberikan lebih dari $840.000 kepada Konvensi Partai Demokrat dari tahun 1992 hingga 1996.
Clinton benar-benar memperlakukan James Riady sangat spesial. Pada tanggal 24 Juni 1994, Clinton, Riady, dan Huang terlihat sedang berunding di Ruang Oval setelah tamu-tamu lain yang menghadiri pidato radio mingguan presiden telah pergi.
Clinton mengundang Riady, istrinya, dan anak-anak mereka untuk tetap tinggal. "Duduklah, semuanya, di mana pun kalian mau, James," kata Clinton sambil menunjuk ke arah sofa.
Keterlibatan James Riady dalam kampanye Clinton ini menjadi skandal besar di Washington. Akibatnya James Riady dicekal masuk AS di era Presiden George W Bush.
Berita Terkait
-
Silsilah Keluarga Mochtar Riady: Pendiri Lippo Group Bertamu ke Rumah Jokowi
-
Temui Jokowi, Apakah James Riady 9 Naga?
-
Trump Undang Xi Jinping ke Pelantikan, Tiongkok Belum Beri Jawaban
-
Trump Perkuat Jaringan Keluarga di Gedung Putih: Dua Besan Dapat Jabatan Strategis
-
Luhut Pusing Donald Trump Jadi Presiden AS
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
5 Moisturizer Ringan yang Cepat Meresap di Kulit, Gak Bikin Minyakan dan Lengket
-
Pendidikan Mentereng Lita Gading, Pantas Berani Sentil Anggota DPR Lulusan Paket C
-
Magang Fresh Graduate 2025 Dibuka Kapan? Tawaran Gaji Menggiurkan
-
Terpopuler: Hakim Vonis Mati Sambo Dicoret DPR, Profil Istri Menkeu Jadi Sorotan
-
Rahasia Aroma Woody: Mengapa Wangi Kayu Tak Lekang Waktu
-
Hasil Survei Sebut Gen Z Lebih Percaya Bank Digital, Ini Alasannya!
-
Nonton Bola Lebih Seru, Pikachu Turun ke Lapangan Temani Anak-Anak di AFF U23
-
Nonton Drakor Sampai WFH, Gaya Hidup Digital Kian Butuh Internet Kencang
-
Golden Black Coffee Milik Tasya Farasya Ada Berapa Cabang? Jual Kopi Susu dengan 5 Tingkat Kafein
-
Apa Tugas Ratu Tisha Selama di PSSI? Dicopot Erick Thohir dari Jabatan Ketua Komite