Suara.com - Pengalaman buruk dan traumatis bisa membuat seseorang kesulitan menjalani hari. Namun ada kabar baik dari dunia penelitian, sebab ilmuwan menemukan pendekatan baru yang menjanjikan untuk mengatasi trauma.
Dilansir dari Science Alert, ilmuwan menemukan cara untuk melemahkan kenangan negatif dengan mengaktifkan kembali kenangan positif.
Dalam percobaan yang berlangsung beberapa hari, tim peneliti internasional meminta 37 peserta untuk mengasosiasikan kata-kata acak dengan gambaran negatif. Langkah ini diambil sebelum mencoba memprogram ulang ingatan buruk.
Tim ilmuwan menggunakan basis data gambar yang diklasifikasikan sebagai negatif dan positif. Misalnya hewan berbahaya, dibandingkan dengan pemandangan yang tenang dan anak-anak yang tersenyum.
"Kami menemukan prosedur ini melemahkan ingatan akan kenangan yang tidak menyenangkan dan juga meningkatkan intrusi bawah sadar dari kenangan positif," kata para peneliti dalam jurnal yang diterbitkan di PNAS, dikutip Kamis (16/1).
Pada malam pertama, latihan memori digunakan untuk meminta relawan menghubungkan gambar negatif dengan kata-kata tidak masuk akal yang dibuat untuk penelitian tersebut.
Keesokan harinya, para peneliti mencoba menghubungkan setengah dari kata-kata ini dengan gambar positif dalam pikiran peserta.
Pada malam kedua, rekaman kata-kata tidak masuk akal yang diucapkan diputar dalam fase tidur non-rapid eye movement (NREM) yang diketahui penting untuk penyimpanan memori. Aktivitas otak dipantau dengan menggunakan elektroensefalografi.
Melalui kuesioner pada hari berikutnya dan beberapa hari setelahnya, peneliti menemukan bahwa relawan kurang mampu mengingat kembali memori negatif, yang telah diacak dengan memori positif. Memori positif lebih mungkin muncul di kepala mereka daripada memori negatif, dan dipandang dengan bias emosional yang lebih positif.
Baca Juga: Ingin Tubuh Kembali Muda? Cukup Latihan Sederhana 3 Kali Seminggu
Intervensi tidur non-invasif dengan demikian dapat mengubah memori yang tidak menyenangkan dan respons afektif.
"Secara keseluruhan, temuan kami dapat menawarkan wawasan baru yang relevan untuk pengobatan memori patologis atau yang terkait dengan trauma," kata para peneliti.
Ilmuwan yakin penelitian ini nantinya dapat membantu orang-orang yang ingin melupakan pengalaman traumatis dalam hidup mereka.
Namun penelitian ini masih dalam tahap awal dan memerlukan eksperimen laboratorium yang dikontrol secara ketat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Solidaritas untuk Sumatera, 14 Daerah Larang Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru 2026
-
5 Tempat Sewa Alat Grill & BBQ di Jogja, Murah Mulai Rp 100 Ribuan
-
Apa Itu Cancel Culture: Ujian Reputasi di Era Serba Viral
-
8 Rekomendasi Moisturizer Olay untuk Perawatan Anti Aging Usia 30-an
-
Belanja Sampai Tengah Malam, Jakarta Premium Outlets Gelar Midnight Sale dan Diskon Akhir Tahun
-
7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
-
6 Rekomendasi Moisturizer SKIN1004, No 3 untuk Perawatan Anti Aging Usia 30-an
-
Aplikasi Buy Now Paylater untuk Produktivitas: Bukan Sekadar Gaya Hidup
-
Beda Skincare Dermatology Tested vs Dermatology Approved, Mana yang Harus Dipilih?
-
Mau Sewakan Mobil Pribadi saat Liburan? Pastikan Hal Ini Agar Kendaraan Tetap Terlindungi