Suara.com - Angin laut dari arah Pantai Tanjung Lesung berhembus pelan, namun begitu melewati gerbang bercat putih-oranye dengan ornamen burung elang di kedua sisinya, suasananya berubah.
Di hadapan terbentang tenda-tenda bundar beratap putih yang kokoh menantang angin, dikelilingi ornamen kayu berukir dan karpet warna-warni. Ini bukan sekadar dekorasi, ini adalah potongan Mongolia yang dipindahkan ke pesisir Pandeglang.
Mongolian Culture Center (MCC) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, berdiri sebagai satu-satunya pusat kebudayaan Mongolia di Asia Tenggara. Dibangun dengan rancangan arsitek asli Mongolia, setiap tenda tradisional atau ger di sini dibuat dari bahan yang diimpor langsung dari negeri asalnya.
Dari luar hingga ke dalam, pengunjung disuguhi atmosfer kehidupan nomaden yang telah menjadi ciri bangsa Mongolia selama berabad-abad.
Jejak Genghis Khan
Di tengah kawasan, sebuah tenda megah menyimpan replika singgasana kaisar yang menjadi simbol kekuasaan Kekaisaran Mongol. Di sekitarnya tersusun baju perang, pedang, dan tameng yang menandakan kejayaan militer di abad ke-13.
Nama Genghis Khan, lahir sebagai Temüjin sekitar tahun 1162, melekat erat dalam sejarah dunia. Dialah penyatu suku-suku nomaden yang berhasil membangun kekaisaran darat terbesar, membentang dari Asia hingga Eropa Timur. Bukan hanya seorang penakluk, ia juga perancang sistem komunikasi dan perdagangan yang mempersatukan wilayah yang sangat luas.
Hingga kini, ia dihormati sebagai pahlawan nasional Mongolia, dan kisahnya tetap hidup di setiap simbol budaya yang dihadirkan di MCC.
Kehidupan di Padang Rumput
Baca Juga: Tak Sekadar Lari: Menyusuri Jejak Badak Jawa di Tanjung Lesung
Beberapa langkah dari tenda kaisar, Ger keluarga menampilkan sisi lain Mongolia: tempat tidur rendah dari kayu, meja bundar kecil, perapian dari tungku besi, dan lemari sederhana. Tata ruang ini mencerminkan gaya hidup berpindah yang menyesuaikan diri dengan alam.
Budaya nomaden menuntut keahlian bertahan hidup di tengah iklim ekstrem. Kuda menjadi sahabat setia, dan berburu adalah keterampilan dasar. Nilai-nilai ketangguhan dan solidaritas yang lahir dari kehidupan ini masih terlihat dalam tradisi Mongolia hingga sekarang.
Budaya yang Bisa Dicoba
MCC tak hanya untuk dilihat. Pengunjung bisa merasakan sensasi menarik busur panah seperti prajurit Mongol, memainkan ankle bones games, permainan tradisional dengan tulang kambing, atau mencicipi hidangan khas Mongolia yang kaya rempah.
Kegiatan ini memberi gambaran betapa budaya Mongolia bukan hanya cerita masa lalu, tetapi warisan hidup yang terus diwariskan. Setiap permainan, resep, dan ornamen di sini punya makna, menceritakan cara orang Mongolia memandang dunia.
Membawa Mongolia Lebih Dekat
Dengan memadukan sejarah, arsitektur, dan interaksi langsung, MCC di Tanjung Lesung menghadirkan pengalaman yang sulit ditemukan di tempat lain.
Di sinilah pengunjung bisa berjalan di antara tenda-tenda, menyentuh ornamen kayu, dan merasakan sedikit dari kehidupan di padang rumput Asia Tengah, semuanya tanpa harus meninggalkan Indonesia.
Bagi mereka yang penasaran pada dunia di luar peta wisata biasa, kunjungan ke MCC bukan sekadar perjalanan, tetapi undangan untuk memahami budaya yang pernah mengubah jalannya sejarah dunia.
Berita Terkait
-
Kalahkan Mongolia, Pelatih Vietnam Murka Sebut Pemainnya Bodoh dan Risiko Tersingkir di Asian Games 2022
-
Latihan Aneh Kapten Timnas Vietnam Jelang Laga Kontra Mongolia, Seperti Apa?
-
10 Momen Nikita Willy Liburan Mewah di Mongolia, Naik Sepeda Gurun Hingga Tunggangi Unta
-
Menyusuri Kota Mongolia, Yangyang Tampil Kece di Teaser NCT 2023 CONNECTION
-
Gemes! Kun Mencicipi Salju di Mongolia untuk Teaser NCT 2023 CONNECTION
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Kenali Ciri-Ciri Adidas Samba KW, Jangan Tergiur Harga Bersahabat!
-
Keajaiban Musim Gugur Colorado: Petualangan Kereta Api yang Memukau Hati!
-
Decluttering Mission 2025, Astra Motor Yogyakarta Ajak Anak SMK 'Beresin' Lemari Jadi Cuan
-
Inovasi Dunia Skincare: Tren Riasan dan Fokus pada Perawatan Pria
-
8 Cara Jitu Bedakan Sepatu Vans Asli dan KW, Jangan Sampai Ketipu!
-
Zulhas Sebut Udang Terpapar Radioaktif Masih Aman Dikonsumsi, Padahal Ini Bahayanya...
-
Onitsuka Tiger Made in Indonesia Apakah Ori? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Tepuk Sakinah Wajib atau Tidak? Simak Penjelasan Pihak KUA
-
Apa Itu Cesium-137? Zat Radioaktif yang Ditemukan di Udang Cikande
-
Intip Jumlah Kekayaan Dedi Mulyadi, Dapat Peringatan dari Prabowo saat Akad Massal KPR