Suara.com - Memasuki usia kemerdekaan yang ke-80, Indonesia ternyata masih punya pekerjaan rumah soal keterampilan tenaga kerja. Berdasarkan data BPS (2022), lebih dari separuh pekerja kita bekerja di posisi yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan atau keahlian mereka.
Akibatnya, angka pengangguran mencapai 7,28 juta orang, dengan pemuda usia 15-24 tahun menyumbang 3,55 juta.
Bahkan, sekitar 871.860 di antaranya sudah bergelar sarjana (BPS, Februari 2025), tapi masih kesulitan menemukan pekerjaan yang pas.
Sementara itu, perusahaan harus bersaing ketat untuk mendapatkan talenta yang tepat.
“Investasi di Indonesia kini lebih banyak masuk ke sektor yang padat modal, sehingga keterampilan yang dibutuhkan ikut berubah. Kita harus menyesuaikan pelatihan agar sesuai dengan perkembangan industri dan teknologi,” ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Shinta W. Kamdani.
Tantangan ini bukan sekadar angka, tapi kunci untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Masih ada 20 tahun ke depan, tapi langkah-langkah strategis harus dimulai dari sekarang agar tenaga kerja Indonesia siap menghadapi masa depan.
Tantangan Tenaga Kerja di Dunia Bisnis
Meski ekonomi lagi melambat, investasi di keterampilan tim tetap penting. Kemampuan seperti literasi digital, analisis data, dan praktik berkelanjutan bikin perusahaan lebih tangguh, cepat produktif, dan inovatif saat pasar pulih.
Pariwisata misalnya, kini tidak cuma di Bali atau Jakarta, tapi sudah merambah kota-kota lain, membuka banyak peluang kerja baru.
Baca Juga: Pos Indonesia Pastikan Kemudahan Akses dan Tepat Sasaran: Percepatan Penyaluran BSU 2025 Wilayah 3T
Tapi seiring teknologi berkembang, pengusaha juga butuh tenaga kerja yang jago digital marketing, desain pengalaman pelanggan, dan analitik data.
Sayangnya, banyak pekerja di sektor perhotelan, restoran, dan transportasi belum punya keterampilan lengkap.
Di banyak bidang lain pun, perusahaan kesulitan menemukan pekerja yang punya kombinasi keahlian teknis sekaligus kemampuan komunikasi, kepemimpinan, dan problem solving.
“Penyedia pendidikan dari Australia bisa bantu menguatkan kemampuan teknis sekaligus soft skill, supaya bisnis bisa berkembang lebih cepat,” kata Paul Bartlett, Direktur Katalis.
Kolaborasi Indonesia-Australia untuk Tenaga Kerja Masa Depan
Peningkatan keterampilan tenaga kerja menjadi fokus penting dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
5 Fakta Musala Pondok Pesantren Al Khoziny Ambruk: Telan Korban Jiwa, Belum Punya IMB?
-
Tidur Nyaman dan Sehat: Vacuum Springbed Jadi Solusi Praktis untuk Hidup Urban
-
Seragam Korpri untuk PPPK Paruh Waktu: Regulasi, Hak, dan Kewajiban Pegawai
-
5 Fakta Wali Murid Sekolah Elit Al Izzah Serang Tolak Makan Bergizi Gratis (MBG)
-
Mengintip Kekayaan Sabrina Chairunnisa, Rumah Tangga dengan Deddy Corbuzier Diisukan Retak
-
4 Rekomendasi Moisturizer untuk Meredakan Jerawat: Tidak Lengket, Bikin Kulit Sehat
-
Latar Belakang Keluarga Sabrina Chairunnisa, Ortu Sempat Tak Restui dengan Deddy Corbuzier
-
6 Prompt Gemini AI Tema Ulang Tahun: Estetik, Hasil Nyata dalam 5 Detik
-
50 Ucapan Hari Batik 2 Oktober 2025 untuk Berbagai Generasi, Langsung Share ke Medsos!
-
Sejarah Ponpes Al Khoziny, Bangunan Musala Ambruk saat Santri Salat Ashar