Suara.com - Pemerintah berkomitmen Bantuan Subsidi Upah (BSU) 2025 dapat dinikmati oleh seluruh tenaga kerja yang berhak, terutama di kawasan 3T (terdepan, tertinggal, terpencil). PT Pos Indonesia (Persero) sebagai mitra pemerintah dalam penyaluran BSU 2025 memastikan BSU tepat sasaran dan tersalurkan seluruhnya.
Komitmen pemerintah dalam penyaluran BSU 2025 ini dapat dilihat dari kehadiran Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka di Kantorpos di enam wilayah, yaitu Tangerang (Banten), Jakarta, Boyolali (Jawa Tengah), Pekanbaru (Riau), Padang (Sumatra Barat), dan Mataram (Nusa Tenggara Barat). Wapres Gibran datang untuk menyaksikan secara langsung proses penyaluran BSU, sekaligus mengevaluasi proses penyaluran.
“Kunjungan ini menjadi simbol bahwa pemerintah peduli kepada seluruh rakyat Indonesia, dari pinggir pantai hingga perbukitan. Bapak Wakil Presiden sudah mengunjungi enam lokasi di Indonesia dalam waktu kurang dari tiga minggu, termasuk Mataram, yang menunjukkan perhatian luar biasa terhadap penyaluran BSU. Suatu kehormatan, pemerintah begitu peduli dengan kita, hadir di Kantorpos kita. Kehadiran Bapak Wapres Gibran ke Kantorpos Mataram menjadi bukti nyata bahwa pemerintah hadir tidak hanya di pusat kota, namun juga mengutamakan wilayah-wilayah yang membutuhkan perhatian lebih,” ucap Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia (Persero) Haris.
Menurut data terbaru per tanggal 1 Agustus 2025, total alokasi penerima BSU 2025 yang diterima Pos Indonesia mencapai 5,7 juta pekerja di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, Pos Indonesia telah berhasil menyalurkan sekitar 91,25% dari total alokasi.
"Kami terus berupaya dengan maksimal untuk menyelesaikan sisa penyaluran, apalagi di daerah yang sulit dijangkau," kata Haris optimistis.
Untuk wilayah 3T, proses penyaluran masih berlangsung, dengan progres sekitar 80% tercapai di daerah-daerah yang sulit dijangkau, seperti Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua. Pos Indonesia memiliki tenggat waktu penyaluran hingga 6 Agustus 2025.
Mengatasi Tantangan Penyaluran BSU di Daerah 3T
Salah satu tantangan terbesar dalam penyaluran BSU adalah akurasi data dan lokasi penerima, terutama di daerah 3T.
Pos Indonesia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari alamat yang tidak lengkap hingga penerima yang sudah tidak bekerja lagi. Proses verifikasi yang intensif menjadi kunci untuk memastikan setiap bantuan sampai ke tangan yang tepat.
Baca Juga: UMK Digital Fest 2025 Resmi Dibuka, Telkom Pacu Semangat Go Digital untuk UMKM
“Kita lakukan berbagai cara. Dari data by name by address yang kita terima memang perlu upaya yang serius karena ada nama perusahaan, ada alamat perusahaan, ada alamat penerima. Kita sudah upayakan melalui alamat perusahaan, namun ternyata nama yang dicantumkan itu sudah tidak bekerja lagi dengan berbagai alasan. Kemudian kita coba sisir melalui alamatnya, tapi walau alamat ini berdasarkan KTP ternyata memang tidak lengkap. Jadi memang effort-nya luar biasa," kata Haris.
“Kami juga dalam rangka percepatan sudah melakukan berbagai upaya. Alhamdulillah kita masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan sisanya dalam waktu tiga hari ke depan. Mudah-mudahan ini bisa kita tuntaskan,” ucap Haris menambahkan.
Transparansi dan Pengawasan Real-Time
Dalam rangka memastikan penyaluran BSU 2025 tepat sasaran, Pos Indonesia telah mempersiapkan skema dan sistem yang dapat memantau perkembangan penyaluran secara real-time.
“Kami rekam data penerima secara real time, tercatat dalam server kami. Dalam dashboard milik kami bisa ditayangkan bergerak terus penyaluran bantuan ini. Jadi kalau saat ini petugas kami membayarkan di satu titik, maka Itu secara otomatis akan meng-update langsung di dashboard kami secara real-time. Kementerian Ketenagakerjaan selaku pemberi kerja bisa melihat pergerakan menyeluruh,” ucap Haris.
Perekaman data penerima BSU ini dilakukan di semua wilayah di Indonesia, termasuk daerah 3T yang terjangkau sinyal.
Berita Terkait
-
Perkuat Jaring Pengaman Sosial, BRI Salurkan BSU 2025 pada 3,76 Juta Penerima hingga Rp2,25 Triliun
-
UMK Digital Fest 2025 Resmi Dibuka, Telkom Pacu Semangat Go Digital untuk UMKM
-
Pertamina Sabet Juara 1 Transaksi Tertinggi PaDi UMKM 2024, Perkuat Ekosistem UMKM Lokal
-
BRI Cairkan Bantuan Subsidi Upah Rp 2,25 Triliun ke 3,7 Juta Rekening
-
Percepat Penyaluran BSU, PosIND Terapkan Metode Jemput Bola dan Optimalkan Pospay
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T