Sebelum kemenangan Emmy 2025 ini, Hannah telah dua kali mendapat nominasi Emmy untuk kategori sama pada 2022 dan 2024.
Selain Hacks, ia juga muncul di serial seperti The Late Late Show with James Corden dan proyek-proyek kecil lainnya, serta terus aktif di stand-up dengan tur nasional.
Pada 2024, ia merilis special komedi pertamanya di platform streaming, yang semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu komedian muda paling menjanjikan di Hollywood.
Forbes bahkan memasukkan nama Hannah Einbinder ke dalam daftar 30 Under 30 di bidang hiburan.
Dukungan Hannah Einbinder untuk Palestina
Hannah Einbinder bukanlah pendatang baru di dunia aktivis. Ia aktif mengikuti berita nasional dan internasional, sering membahas isu seperti hak imigran, hak LGBTQ+, dan konflik Palestina di media sosialnya.
Sebagai seorang Yahudi, Hannah Einbinder menekankan bahwa sudah menjadi kewajiban moralnya untuk membedakan identitas Yahudi dari kekejaman Israel.
"Karena berbagai alasan, saya merasa sebagai seorang Yahudi, saya berkewajiban untuk membedakan orang Yahudi dari negara Israel," kata Hannah Einbinder setelah Emmy kepada Variety, Minggu, 14 September 2025.
Dalam kesempatan ini, Hannah mengungkap kisah pribadinya tentang Palestina. Ia mengaku memiliki banyak teman yang bekerja di garda depan di Gaza, Palestina.
Baca Juga: Owen Cooper Cetak Sejarah Jadi Aktor Pria Termuda Peraih Piala Emmy Awards di Usia 15 Tahun
"Saya pikir penting untuk membicarakan Palestina karena ini adalah isu yang sangat dekat dengan hati saya," ujar Hannah.
"Saya punya teman-teman di Gaza yang bekerja sebagai garda terdepan, sebagai dokter di Gaza utara untuk merawat ibu hamil dan anak-anak sekolah, membangun sekolah di kamp-kamp pengungsi, dan ini adalah isu yang sangat dekat di hati saya," sambungnya.
Pernyataan Hannah sejalan dengan komitmennya melakukan boikot film Israel.
Ia juga sudah menandatangi surat terbuka menolak berkolaborasi dengan lembaga film Israel yang terlibat genosida Palestina. Surat ini sudah ditandatangai oleh 3.900 pekerja film.
"Boikot adalah alat yang efektif untuk menekan penguasa agar segera bertindak," tegasnya.
"Jadi, boikot yang dilakukan oleh Pekerja Film untuk Palestina tidak memboikot individu, melainkan hanya memboikot institusi yang secara langsung terlibat dalam genosida," pungkas Hannah Einbinder.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Urutan Basic Skincare Pagi Menurut Dokter Tompi, Cuma Butuh 3 Langkah
-
6 Shio Paling Beruntung pada 19 Desember 2025, Rezeki Mengalir Deras
-
Bagaimana Awal Mula Ijazah Jokowi Dituduh Palsu?
-
5 Rekomendasi Bedak Glowing yang Bikin Kulit Tampak Sehat dan Tidak Dempul
-
4 Fakta Desa Naga: Sajikan Keindahan yang Terbalut dengan Cerita Legenda yang Menarik
-
Urutan Basic Skincare Malam Menurut Dokter Tompi, Simpel dan Efektif
-
Sejarah Hari Ibu 22 Desember: Perjuangan Sejak 1928, Kini Keluar Jalur
-
Makanan Sehat vs Skincare: Mana yang Lebih Bikin Kulit Glow Up?
-
Mengayuh Harapan di Ujung Timur: Dukungan Sepeda untuk Rumah Belajar Melang
-
5 Sepatu Nike yang Lagi Diskon 50% Lebih di Zalora, Jadi Ratusan Ribu Saja!