- Eco-enzyme hadir sebagai inovasi bioteknologi yang mampu mengolah limbah organik jadi produk bermanfaat, seperti sabun dan disinfektan.
- Setiap produk diuji secara ilmiah agar tetap aman, berkualitas, dan nyaman digunakan sehari-hari.
- Kompetisi kreatif melibatkan siswa untuk menghadirkan ide-ide bioteknologi yang mendukung SDG’s dan gaya hidup berkelanjutan.
Suara.com - Isu keberlanjutan kini bukan lagi sekadar jargon, tapi jadi kebutuhan nyata. Dari persoalan limbah organik, kesehatan, hingga energi, semua butuh solusi cerdas dan aplikatif. Nah, salah satu bidang ilmu yang lagi banyak dilirik karena potensinya adalah bioteknologi.
Di Indonesia, BINUS University—khususnya Program Studi Bioteknologi—punya cara unik mendekatkan sains ke masyarakat.
Mereka menggabungkan riset produk ramah lingkungan, edukasi publik, hingga kompetisi kreatif untuk siswa SMA. Fokusnya? Mendukung Sustainable Development Goals (SDG’s) melalui inovasi nyata.
Eco-Enzyme: Dari Sampah Jadi Solusi
Pernah kebayang kalau kulit buah dan sayuran bisa diolah jadi cairan pembersih alami? Itulah eco-enzyme, hasil fermentasi limbah organik dengan gula dan air. Cairan ini terbukti punya sifat antibakteri, antijamur, sekaligus ramah lingkungan.
BINUS University tak berhenti di penelitian, tapi juga mengembangkan produk turunan yang bisa dipakai sehari-hari, misalnya:
- Sabun cuci tangan alami yang aman di kulit.
- Sabun cuci piring & deterjen ramah lingkungan tanpa residu kimia berbahaya.
- Multipurpose spray yang efektif sekaligus eco-friendly.
Lebih keren lagi, konsep ini mendukung circular economy: memanfaatkan limbah organik, mengurangi pencemaran, dan menghasilkan produk bernilai tambah.
Bukan Cuma Ide, Tapi Teruji
Yang bikin inovasi BINUS makin kredibel adalah setiap produk diuji secara ilmiah. Disinfektan misalnya, diteliti kemampuan antibakterinya.
Baca Juga: Inovasi Hijau Dicari! Kompetisi Ini Ajak Mahasiswa Jadi 'Arsitek' Masa Depan Industri Rendah Karbon
Produk personal care diuji sensori—dari aroma sampai teksturnya—melibatkan komunitas sebagai tester.
Jadi, bukan sekadar “green” gimmick, tapi ada dasar sains dan kenyamanan pengguna.
Kompetisi Biospheric: Latih Generasi Muda
Selain riset, BINUS juga mengajak generasi muda lewat Biospheric Competition. Tahun ini, 82 tim SMA dari berbagai daerah ikut serta dengan ide-ide segar seperti:
- Bioplastik dari limbah organik.
- Chitosan untuk membersihkan sungai tercemar.
- Kosmetik alami dari limbah buah.
Bukan hanya lomba, peserta juga dapat pelatihan bioteknologi, sehingga mereka lebih paham bagaimana sains bisa dihadirkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bioteknologi: Dekat dengan Kehidupan Sehari-Hari
Dr. Dwiyantari Widyaningrum, Ketua Program Studi Bioteknologi BINUS University, menegaskan peran penting bioteknologi bukan hanya di laboratorium.
“Kami mengembangkan eco-enzyme untuk produk disinfektan dan deterjen yang ramah lingkungan sekaligus mendorong circular waste. Selain itu, kami aktif menyelenggarakan perlombaan dan pelatihan bagi siswa SMA maupun masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran serta keterampilan menciptakan inovasi ramah lingkungan,” jelasnya.
Lewat inovasi eco-enzyme dan kompetisi kreatif, BINUS University membuktikan bahwa perguruan tinggi bisa jadi motor penggerak solusi keberlanjutan.
Lebih dari sekadar akademik, bioteknologi mereka hadir sebagai sains yang dekat, aplikatif, dan punya dampak nyata untuk masa depan yang lebih sehat dan hijau.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
Terkini
-
4 Moisturizer Glad2Glow untuk Usia 25 Tahun ke Atas, Perbaiki Skin Barrier Sejak Dini
-
Kisah Inspiratif Evan Haydar Pemuda Gresik yang Kerja di Tesla Jerman, Ini Kiat Suksesnya
-
100 Nama-Nama Bayi Perempuan Islami yang Belum Banyak Dipakai, Modern dan Bermakna Mendalam
-
Bahaya Bakteri Salmonella dan Bacillus Cereus, Biang Kerok Keracunan MBG di Jabar
-
Urutan Skincare Malam Glad2Glow Agar Kulit Glowing Pagi Hari, Hilangkan Jerawat dan Kusam
-
Ramalan Zodiak 30 September 2025: Panduan Lengkap Asmara, Karier, & Keuangan
-
The Mira, Hotel Ramah Muslim Peraih Penghargaan di Hong Kong
-
Bukan Sekadar Tren, Inilah Peran Komunitas dalam Masa Depan Industri Kecantikan
-
Inovasi dari Sragen, Gaungkan Bela Negara dengan Menjaga Ketahanan Pangan
-
Model Profesional: Belajar Modeling Nggak Melulu Jadi Peraga Busana, Latih Pede hingga Tambah Relasi