Lifestyle / Komunitas
Selasa, 30 September 2025 | 18:12 WIB
Tragedi runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur. (Dok. BNPB)

Suara.com - Beberapa hari terakhir, peristiwa robohnya gedung sekolah Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo mencuri perhatian media internasional. Gedung yang tengah direnovasi ambrol saat santri sedang melakukan salat, menyebabkan korban luka dan duka.

Peristiwa ini bukan hanya menjadi sorotan nasional, tetapi juga dilaporkan oleh media asing seperti The Guardians, Reuters, dan lainnya.

Mengapa kejadian seperti ini bisa menjadi isu global? Karena di balik runtuhnya bangunan sekolah terdapat banyak fakta serius yang mencerminkan kelemahan infrastruktur pendidikan di Indonesia.

Berikut 7 fakta penting yang muncul seiring tragedi ini, dan pelajaran yang harus diambil.

1. Runtuhnya Gedung Saat Aktivitas Sekolah Berlangsung

Gedung Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, roboh pada Senin (29/09/2025) sekitar pukul 15.00 WIB, ketika sebagian santri sedang menjalankan salat Ashar. Al Khoziny.

Kabar terbaru memaparkan bahwa kini korban jiwa kini per 30 September 2025 pukul 14.00 WIB sudah mencapai 3 otang.

2. Massa Jasad & Korban Terjebak di Reruntuhan

Selain tiga orang dikonfirmasi tewas, puluhan siswa luka-luka, dan sejumlah orang dilaporkan masih tertimbun reruntuhan.

Baca Juga: Detik-detik Evakuasi Korban Musala Roboh di Al Khoziny, Viral Dialog Pilu Tim SAR dengan Santri

Pihak penyelamat bekerja keras mengekskavasi puing demi puing untuk mencari korban yang mungkin masih hidup.

Tim SAR menggunakan alat berat dan oksigen untuk membantu proses evakuasi.

3. Diduga Perluasan Bangunan yang Tidak Sesuai Izin & Fondasi Lemah

Menurut laporan, bagian bangunan yang roboh merupakan lantai atas yang baru dicor, sementara fondasi awal tidak cukup kuat untuk menopang beban tambahan.

Sumber lokal menyebut bahwa pengajuan izin renovasi/perluasan telah dilakukan, namun konstruksi yang aman dan pengawasan struktur tampaknya kurang memadai.

4. Liputan Internasional & Sorotan Global

Media asing seperti The Guardians dan Reuters memberitakan tragedi ini, menyebut jumlah korban, penyebab dugaan, dan respon darurat yang dijalankan.

Liputan global ini memperlihatkan bahwa acara pendidikan tidak hanya menjadi persoalan lokal. Ketika terjadi tragedi seperti ini, dampaknya juga menjadi cerminan kualitas kota, provinsi, dan negara secara internasional.

5. Diduga Tidak Berizin

BBC menuliskan keterangan dari Bupati Sidoarjo Subandi. Menurut Subandi, diduga bangunan tersebut belum memiliki izin.

6. Ratusan Orang Diterjunkan untuk Evakuasi

Ratusan orang dikerahkan untuk mengatasi insiden ini. Tim SAR gabungan dari 56 instansi/organisasi telah mencapai 332 personel.

7. Bangunan untuk Pusat Kegiatan Santri

Perwakilan pihak Ponpes Al Khoziny, KH R Abdus Salam Mujib, mengutarakan bahwa  sudah berjalan antara sembilan hingga 10 bulan.
Bagian bawah bangunan difungsikan untuk musala dan lantai atas bakal difungsikan untuk hall atau pusat kegiatan santri.

Tragedi robohnya gedung sekolah di Al Khoziny menjadi pengingat pahit bahwa setiap siswa berhak belajar di lingkungan yang aman. Dari 7 fakta di atas, jelas bahwa aspek konstruksi, izin, pengawasan, dan respons darurat semua memainkan peran penting dalam keselamatan.

Semoga peristiwa ini mendorong audit menyeluruh terhadap bangunan sekolah di seluruh Indonesia, dan menghasilkan kebijakan perlindungan yang lebih kuat agar tragedi serupa tak terulang lagi.

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

Load More