Lifestyle / Komunitas
Selasa, 04 November 2025 | 21:18 WIB
7 Fakta Kereta Rata Pralaya untuk Pemakaman Pakubuwono XIII (Suara.com/Ari Welianto)

Pada hari Minggu, 2 November 2025 pukul 07.29 lalu, Kasunanan Surakarta dihadapkan dengan kabar duka atas kepergian Pakubuwono XIII.

Sebagai bentuk penghormatan, Sri Susuhunan Pakubuwono XIII akan diantarkan ke tempat peristirahatan terakhir dengan kereta Rata Pralaya.

Rencananya, kereta Rata Pralaya akan mengangkut jenazah Pakubuwono XIII dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menuju Loji Gandrung atau Rumah Dinas Walikota Surakarta.

Berikut adalah berbagai fakta menarik tentang Kereta Rata Pralaya yang akan digunakan untuk membawa Pakubuwono XIII ke peristirahatan terakhir.

1. Nama yang Sarat Makna

Kereta ini dinamai Rata Pralaya, berasal dari bahasa Sanskerta. Rata berarti kereta, sedangkan Pralaya bermakna kehancuran atau akhir zaman.

Nama ini menggambarkan fungsinya sebagai kendaraan yang mengantar raja menuju “akhir perjalanan” dalam kehidupan dunia.

Penamaan tersebut mencerminkan pandangan filosofis masyarakat Jawa tentang kematian, yaitu bukan akhir segalanya, melainkan perjalanan menuju alam baka. Karena itu, Rata Pralaya dianggap sakral dan hanya digunakan dalam upacara kematian raja.

2. Usianya Sudah Lebih dari Satu Abad

Kereta Rata Pralaya telah digunakan sejak masa pemerintahan Pakubuwono VII di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, sekitar awal abad ke-20. Artinya, usianya kini sudah melampaui 100 tahun.

Seiring waktu, kereta ini beberapa kali mengalami perawatan dan perbaikan, namun bentuk aslinya tetap dipertahankan agar tidak kehilangan nilai sejarah. Hingga kini, Rata Pralaya masih disimpan dengan baik sebagai warisan leluhur yang terus dijaga kesuciannya.

Baca Juga: Disebut Sebagai Putra Mahkota Keraton Solo, Intip Profil KGPH Purbaya

3. Fungsi Khusus Sebagai Kendaraan Jenazah Raja

Berbeda dengan kereta kencana yang digunakan untuk upacara kebesaran, Rata Pralaya hanya dipakai untuk satu keperluan: mengantar jenazah raja atau bangsawan keraton menuju tempat peristirahatan terakhir.

Dalam tradisi Surakarta, ketika seorang raja wafat, jenazahnya akan dikirab menggunakan kereta ini dari kompleks keraton menuju lokasi pemakaman raja-raja di Imogiri.

Prosesi tersebut menjadi simbol penghormatan tertinggi bagi seorang penguasa yang telah selesai menjalankan tugasnya di dunia.

4. Warna Putih Melambangkan Kesucian

Kereta Rata Pralaya didominasi oleh warna putih, yang dalam filosofi Jawa melambangkan kesucian, ketulusan, dan kebersihan batin.

Pemilihan warna ini bukan tanpa alasan, putih menjadi simbol pelepasan segala urusan duniawi, menandai perjalanan roh menuju keabadian.

Warna tersebut juga memberi kesan agung dan tenang, sesuai dengan suasana duka yang menyertai prosesi pemakaman raja.

Load More