Lifestyle / Komunitas
Selasa, 04 November 2025 | 21:18 WIB
7 Fakta Kereta Rata Pralaya untuk Pemakaman Pakubuwono XIII (Suara.com/Ari Welianto)

5. Ditarik Delapan Ekor Kuda

Saat digunakan dalam upacara adat, kereta Rata Pralaya akan ditarik oleh delapan ekor kuda pilihan. Jumlah ini melambangkan kekuatan, kesempurnaan, dan keseimbangan arah mata angin.

Setiap kuda telah dilatih khusus untuk menjaga ritme dan kekhidmatan prosesi. Jumlah delapan juga menandakan status tertinggi dari sang raja karena semakin banyak kuda penariknya, semakin besar pula kehormatan yang diberikan dalam tradisi keraton.

6. Dirawat Sebagai Pusaka Keraton

Rata Pralaya merupakan salah satu pusaka keraton yang dijaga ketat oleh para abdi dalem. Kereta ini disimpan di museum kereta keraton dan hanya dikeluarkan untuk keperluan adat yang sangat penting.

Sebelum digunakan, dilakukan serangkaian ritual seperti pembersihan dan penyucian dengan doa-doa khusus. Perawatan ini menegaskan bahwa Rata Pralaya bukan benda mati, melainkan simbol kehidupan spiritual yang tetap hidup di tengah tradisi Jawa.

7. Digunakan dalam Prosesi Pemakaman Raja

Setiap kali seorang raja Surakarta wafat, kereta Rata Pralaya menjadi bagian utama dalam kirab jenazah menuju makam raja-raja di Imogiri, Bantul, Yogyakarta.

Prosesi biasanya dimulai dari dalam Keraton Surakarta, lalu kereta bergerak perlahan diiringi para abdi dalem dan prajurit. Sepanjang perjalanan, masyarakat akan berdiri di tepi jalan memberi penghormatan terakhir.

Bagi masyarakat Jawa, momen ini bukan sekadar perpisahan, melainkan penghormatan terhadap sosok raja yang diyakini telah menuntun rakyatnya dengan kebijaksanaan dan ketulusan.

Kontributor : Hillary Sekar Pawestri

Baca Juga: Disebut Sebagai Putra Mahkota Keraton Solo, Intip Profil KGPH Purbaya

Load More