Lifestyle / Komunitas
Senin, 01 Desember 2025 | 09:30 WIB
Foto Udara sampah kayu gelondongan pasca banjir bandang di Nagari Muaro Pingai, Kecamatan Junjung Sirih, Kab. Solok. Sumatera Barat, Sabtu (29/11/2025). [ANTARA FOTO/Wawan Kurniawan/Lmo/bar]
Baca 10 detik
  • Banjir bandang dan tanah longsor melanda tiga provinsi Sumatra (Aceh, Sumut, Sumbar).
  • Bencana ini menyebabkan 442 korban meninggal dunia hingga Minggu malam.
  • Genangan air dan lingkungan lembap pasca banjir meningkatkan risiko penyakit umum seperti diare, DBD karena nyamuk, dan Leptospirosis dari air tercemar.

Gejala awal termasuk demam, nyeri otot, dan mual, yang jika tidak ditangani dapat berkembang menjadi komplikasi serius.

4. Penyakit kulit

Penyakit kulit pasca banjir bisa berupa infeksi jamur, kurap, atau iritasi akibat air kotor dan lembap.

Kulit yang lembap terlalu lama dan kontak dengan air tercemar memicu gatal, kemerahan, hingga lecet.

Menjaga kebersihan kulit dan mengganti pakaian basah segera sangat penting untuk mencegah infeksi.

5. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

Lingkungan lembap dan kotor pasca banjir memicu munculnya ISPA. Infeksi ini biasanya disebabkan virus atau bakteri yang menyerang saluran pernapasan.

Gejala yang muncul antara lain batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Anak-anak dan lansia lebih rentan terhadap kondisi ini.

6. Penyakit saluran pencernaan lain

Baca Juga: Apakah Mobil Listrik Aman Terkena Banjir? Ini Pertolongan Pertamanya

Selain diare, penyakit lain yang sering muncul setelah banjir adalah demam tifoid. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh bakteri Salmonella yang terkandung dalam air atau makanan yang terkontaminasi.

Untuk mencegahnya, penting menjaga kebersihan makanan, memastikan air minum aman, serta rutin mencuci tangan dengan sabun, terutama sebelum makan atau setelah beraktivitas di lingkungan yang tergenang air.

7. Memburuknya penyakit kronis

Banjir dan cuaca ekstrem bisa menurunkan daya tahan tubuh, membuat penderita penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan jantung lebih rentan mengalami komplikasi.

Oleh karena itu, penanganan rutin dan konsultasi dengan tenaga medis sangat disarankan bagi kelompok ini untuk menjaga kesehatan tetap stabil.

Load More