Lifestyle / Komunitas
Jum'at, 05 Desember 2025 | 12:10 WIB
ilustrasi ceramah, khutbah malam Nuzulul Quran (Positive Moslem Attitude/unplash)
Baca 10 detik
  • Bencana alam melanda Indonesia seperti banjir dan gempa, menimbulkan kerugian materiil dan korban jiwa di berbagai wilayah.
  • Bencana alam dapat menjadi momen introspeksi diri dan bukan semata-mata dianggap sebagai azab dari Tuhan.
  • Menyikapi bencana perlu empati dengan berbagi serta membantu sesama sebagai wujud amal sosial yang dianjurkan.

Hal ini wajar karena dampaknya yang merugikan secara fisik dan materiil.

Namun, secara hakikat, bencana alam itu relatif. Ia bisa menjadi musibah, tetapi bisa juga menjadi anugerah, tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Bencana adalah kiriman yang berisi pesan dan pelajaran, tidak hanya bagi korbannya, tetapi juga bagi kita yang menyaksikannya.

Lantas, apa saja pelajaran yang bisa kita petik?

1. Bencana adalah Momen Muhasabah (Introspeksi Diri)

Bencana alam seperti gempa atau banjir adalah bukti kekuasaan Allah dan kelemahan manusia.
Ini adalah saat yang tepat untuk muhasabah. Sayyidina Umar bin Khattab pernah berpesan:

"Hisablah dirimu sebelum engkau dihisab. Karena sesungguhnya hal itu akan meringankan hisabmu (di hari kiamat)."

Penting dicatat, muhasabah ini adalah untuk mengevaluasi diri sendiri, bukan menghakimi orang lain.

Sangat tidak elok jika kita yang selamat justru menuding para korban terkena azab karena dosa-dosa mereka.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Ban Tubeless untuk Scoopy yang Anti Licin saat Musim Hujan

Sikap ini justru melukai hati dan jauh dari empati. Imam Nawawi bahkan mengingatkan, jika kita ingin bersyukur karena selamat, ucapkanlah dengan lirih agar tidak menyinggung perasaan saudara kita yang sedang menderita.

2. Melatih Rasa Syukur dan Optimisme

Bagi para korban, bencana bisa menjadi sarana penggugur dosa dan kenaikan derajat. Rasulullah SAW bersabda:

"Tidaklah seorang Mukmin terkena duri atau yang lebih menyakitkan darinya kecuali Allah mengangkatnya satu derajat dan menghapus darinya satu kesalahan." (HR. Tirmidzi)

Hadits ini mengajarkan optimisme. Bahwa di balik penderitaan, Allah sedang mempersiapkan kemuliaan bagi hamba-Nya yang sabar.

Bagi kita yang tidak terkena bencana, rasa syukur harus diwujudkan dengan memanfaatkan nikmat keamanan untuk beribadah lebih baik.

Load More