Lifestyle / Relationship
Rabu, 17 Desember 2025 | 13:10 WIB
Detektif Jubun. (dok. pribadi)
Baca 10 detik
  • Kurangnya dukungan keluarga merupakan pemicu utama perceraian (43%) melampaui perselingkuhan (34%) berdasarkan data Forbes Advisor.
  • Krisis pernikahan sering terjadi pada rentang empat hingga delapan tahun karena akumulasi tanggung jawab dan benturan ekspektasi.
  • Konflik sepele yang diabaikan, diperparah intervensi keluarga dan media digital, dapat memicu perceraian pasangan figur publik.

Sebagai penutup, ia menekankan pentingnya komunikasi terbuka sejak awal, kesepakatan batas peran keluarga besar, serta kesadaran bahwa pernikahan adalah proses jangka panjang yang menuntut ketahanan emosional. Ia juga mengingatkan dampak sosial dari perceraian figur publik.

“Fenomena ini bisa membentuk persepsi bahwa perceraian adalah solusi mudah, padahal konsekuensinya panjang dan kompleks,” ujarnya.

Pesannya tegas sekaligus reflektif: “Jangan mengambil keputusan permanen saat emosi masih mendominasi. Banyak rumah tangga runtuh bukan karena tak bisa diselamatkan, tetapi karena terlambat berbicara dengan jujur. Masalah terbesar bukan kurangnya bukti, melainkan kurangnya keberanian untuk saling mendengar,” pungkasnya.

Load More