Suara.com - Jakarta, Ketua Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adi Masardi menyatakan, integritas Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo masih tinggi.
"Integritas Jokowi masih tinggi, meski ada komentar atau survei yang menyatakan popularitasnya menurun. Karena popularitas naik turun, bahkan bisa dibentuk dengan iklan maupun yang lainnya. Karena itu, jangan menilai apalagi memilih calon presiden karena popularitasnya. Tapi, karena integritasnya," jelas Adi Masardi usai diskusi "10 Potensi Masalah Pemilu 2014" di Galeri Cafe, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (9/2).
Ia mengaskan, Jokowi telah berupaya keras dan sungguh-sungguh mengatasi permasalahan-permasalah warga Jakarta, terutama banjir dan kemacetan.
"Dia sudah melangkah dan bekerja, untuk banjir dia benahi saluran air mulai dari selokan hingga sungai dan permukimannya," ujar Adi Masardi.
Sebelumnya, Lembaga Survei Nasional (LSN) memberikan keterangan resmi bahwa kapasitas Joko Widodo mulai diragukan.
Banjir yang kian meluas dan kemacetan lalu lintas yang semakin parah membuat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi terus merosot.
Hal tersebut merupakan salah satu kesimpulan dari hasil survei terbaru Lembaga Survei Nasional (LSN), yang dilaksanakan 10 hingga 26 Januari 2014, yang digelar di lima wilayah (kotamadya) yang ada di DKI Jakarta.
Seluruh penduduk Jakarta yang berusia minimal 17 tahun dan mereka yang belum 17 tahun tapi sudah menikah, menjadi populasi responden survei ini, dengan jumlah sampel sebanyak 790 orang yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara berjenjang.
Dengan demikian LSN juga berkesimpulan, Masyarakat Jakarta tak setuju Jokowi diusung sebagai capres oleh PDI Perjuangan dan lebih mengunggulkan Megawati Soekarnoputri.
Mengapa sebagaian besar responden kurang setuju Gubernur Jokowi "nyapres"? Sebanyak 32.5 persen menghendaki Jokowi membuktikan kinerjanya terlebih dahulu sebagai Gubernur DKI hingga masa jabatannya berakhir di tahun 2017. Sementara itu, sebanyak 18.7 persen mengaku tidak setuju Jokowi "nyapres" karena mantan Walikota Solo itu masih dibutuhkan untuk membenahi Jakarta.
Berita Terkait
-
Wajah Baru Planetarium Jakarta, Destinasi Edukasi Favorit di Libur Nataru
-
Hidup Susah Mati Pun Susah, Jakarta Kehabisan Tanah untuk Berpulang
-
UMP 2026 Dinilai Tak Layak, Pemprov DKI Susun Strategi Redam Gejolak Buruh
-
Diprotes Buruh, Pemprov DKI Pertahankan UMP Jakarta 2026 Rp 5,7 Juta
-
Belum Dievakuasi, Begini Penampakan Mobil yang Tertimpa Reruntuhan Bangunan Parkir di Koja
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Tito Karnavian Tekankan Kreativitas dan Kemandirian Fiskal dalam RKAT Unsri 2026
-
Mendagri Minta Pemda Segera Siapkan Data Masyarakat Terdampak & Lokasi Pembangunan Huntap
-
Teror Bom 10 Sekolah Depok, Pelaku Pilih Target Acak Pakai AI ala ChatGPT
-
Kejari Bogor Bidik Tambang Emas Ilegal, Isu Dugaan 'Beking' Aparat di Gunung Guruh Kian Santer
-
Efek Domino OTT KPK, Kajari HSU dan Bekasi Masuk 'Kotak' Mutasi Raksasa Kejagung
-
Diduga Sarat Potensi Korupsi, KPK-Kejagung Didesak Periksa Bupati Nias Utara, Kasus Apa?
-
Resmi! KY Rekomendasikan 3 Hakim Perkara Tom Lembong Disanksi Nonpalu
-
Ancaman Bencana Susulan Mengintai, Legislator DPR: Jangan Tunggu Korban Jatuh Baru Bergerak
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan
-
Ketua Banggar DPR Said Abdullah: Merchant Tolak Pembayaran Tunai Bisa Dipidana