Suara.com - Kediri, Bekerja di tengah situasi kisruh dan tak menentu, bukan monopoli tentara saja. Sebut saja Nurhadi alias Thebill dan Afrizal alias Idonk. Relawan dari lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap ini sudah kerap bersanding dengan tentara dalam menunaikan amanah. Tapi bukan memanggul senjata.
Dua sosok relawan ACT itu telah teruji di medan tempur,' di kancah bencana manapun di negeri ini. Mereka bersenjatakan perlengkapan memasak. Spesialisasi keduanya, masak-memasak untuk dapur umum.
Menjadi relawan, bagi keduanya adalah panggilan hati. Ini cara memburu kemuliaan. Meletusnya gunung Kelud, bencana pemanggil jiwa kerelawanan.
Di tengah pengungsian erupsi Kelud di wilayah Kediri, keduanya mendapat mandat mengelola dapur umum. Setiap hari, mereka menyiapkan 1.500 paket makanan untuk para pengungsi. Bukan perkara mudah tentunya memasak untuk ribuan orang. Namun, dengan jam terbang mereka bersama ACT di berbagai medan bencana, hal itu bukan kesulitan yang berarti.
Thebill dan Idonk bergabung dengan tim ACT sejak tahun 2007. Duet ini terkenal kompak. Tak heran ACT selalu mempercayainya menjadi leader tim dapur umum dimanapun. Bersama tujuh rekan lainnya, Idonk dan Thebill didatangkan langsung dari Bogor untuk melayani pengungsi dengan menu-menu kreasi mereka di Dapur Umum ACT.
Jika pada umumnya seorang ketua juru masak di sebuah dapur menyandang jabatan sebagai cheff, di dapur umum ACT di Kediri, Thebill didaulat sebagai Danpur alias Komandan Dapur. Pur bukan tempur, tapi dapur. Menyiapkan menu di pengungsian, tentu tak kalah mulia dengan mereka yang bertempur membela yang benar.
Sementara pada hari ketiga, Minggu (16/2/2014) kemarin, pengungsi pasca erupsi Gunung Kelud mulai diliputi kejenuhan. Kejenuhan terutama terlihat pada anak-anak. Indikatornya, mereka nampak enggan menyantap jatah makanan nasi bungkus dari dapur umum.
Mengatasi suasana sendu ini, malam itu Thebill meracik menu khusus untuk anak-anak pengungsi. Mungkin menu ini biasa saja dalam situasi situasi normal, tapi tidak untuk di pengungsian. Tim Dapur Umum menyiapkan capcay kuah, nasi uduk dan ayam opor. Ini mengubah menu harian yang sebelumnya hanya berupa mie instan dan telur dengan kombinasi tahu tempe.
Bukan tanpa alasan tim dapur umum ACT menyiapkan menu khusus ini. Thebill, sang komandan dapur umum ACT menjelaskan, "Anak-anak ini komunitas paling rentan terkena penyakit di pengungsian. Tim dapur umum tak ingin mereka jatuh sakit. Kami ingin meningkatkan gizi anak-anak agar tetap sehat dengan menu makanan yang istimewa."
Begitu tersaji dan melirik menunya, betapa sumringah anak-anak di pengungsian. Apalagi relawan ACT yang turun langsung untuk membagikannya.
Keceriaan mereka, memberi semangat ekstra bagi Tim Dapur umum ACT. “Kecerian mereka menyantap hidangan yang kami sajikan, mendorong kami berkreasi di tengah keterbatasan. Kami ingin selalu bisa menyuguhkan menu kejutan untuk para pengungsi. Mereka puasa, kami jadi bertenaga,” ujar Thebill.
Berita Terkait
-
Diproduksi Studio Baru, Ace of the Diamond Act II S2 Siap Tayang April 2026
-
Alat Perekam Getaran Gempa di Gunung Kelud Rp1,5 Miliar Dicuri, Malingnya Gak Ngotak!
-
Maling Nekat Gondol Alat Pemantau Gunung Kelud Senilai Rp1,5 Miliar, Papan Peringatan Tak Mempan
-
4 Pemeran Pria dalam Drama Korea dengan Act of Service Paling Romantis
-
Ulasan Novel Mata Malam: Duka dari Catatan Kelam Sejarah Korea Selatan
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Lumpur Setinggi 2 Meter Mustahil Disingkirkan? Ini Solusi Manfaatkan Kayu Gelondongan Sisa Banjir
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Bank BJB, Sebut Perceraian Tak Pengaruh
-
Membara Kala Basah, Kenapa Kebakaran di Jakarta Justru Meningkat Saat Hujan?
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi
-
Disebut-sebut di Sidang Korupsi Chromebook: Wali Kota Semarang Agustina: Saya Tak Terima Apa Pun
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313