Suara.com - Tingkat kekerasan terhadap penduduk sipil dan pembunuhan yang menargetkan kelompok minoritas di Republik Afrika Tengah menunjukkan kegagalan upaya internasional untuk melindungi penduduk. Demikian disampaikan organisasi kemanusiaan medis internasional Dokter Lintas Batas (MSF). Ini adalah bukti lemahnya respons internasional atas krisis ini yang berakibat pada terlantarnya penduduk Afrika Tengah.
MSF menyerukan kepada anggota Dewan Keamanan PBB, serta negara-negara donor, untuk segera bertindak demi menghentikan kekejaman yang dilakukan terhadap penduduk, menciptakan tingkat keamanan yang dibutuhkan penduduk untuk bergerak bebas tanpa mengkhawatirkan keselamatan jiwa mereka dan mengirimkan bantuan dalam skala besar untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk. Para pemimpin lokal dan nasional harus bertindak sedapat mungkin untuk menghentikan kekerasan dan meningkatkan perlindungan.
“Kekhawatiran utama kami adalah perlindungan. Kami merasa tidak berdaya saat didahadapkan dengan kekerasan ekstrem, kami merawat ribuan orang yang terluka, dan melihat ratusan ribu orang melarikan diri karena itu adalah satu-satunya pilihan untuk menghindari pembantaian,” kata Dr. Joanne Liu, Presiden Internasional MSF, yang baru saja kembali dari Republik Afrika Tengah, dalam siaran pers, Rabu (19/2/2014).
“Keterlibatan dan mobilisasi para pemimpin politik di Dewan Keamanan PBB sangat amat kurang, begitu juga dengan negara-negara Afrika dan Uni Afrika dalam mengatasi kekerasan yang telah sungguh-sungguh mengoyak Republik Afrika Tengah,” tegasnya.
Penduduk sipil Afrika Tengah dari kedua komunitas agama terperangkap dalam kekerasan yang dihasut oleh kelompok-kelompok bersenjata yang paling bertanggung jawab atas kekejaman-kekejaman yang terjadi. Sejak 5 Desember, tim MSF telah merawat lebih dari 3600 orang yang terluka di ibukota dan di berbagai wilayah lain. Ini mencakup luka-luka akibat senjata api, granat, golok, pisau, dan luka-luka akibat kekerasan lainnya.
Tim MSF terus dihadapkan pada serangan-serangan kekerasan yang terjadi di dekat atau di dalam rumah sakit. Sebagai contoh pada 12 Februari di kota Berberati, orang-orang yang membawa senjata tajam dan senjata api masuk ke dalam rumah sakit tempat MSF bekerja, mereka melepaskan tembakan dan mengancam para pasien. Dua pasien lari dari rumah sakit, khawatir akan keselamatan mereka.
Pada beberapa kejadian lain yang sudah tak terhitung jumlahnya dan terjadi di berbagai lokasi, pemimpin setempat, pemuka agama, dan staf medis MSF harus melakukan intervensi fisik pada situasi di mana orang-orang bersenjata menyerang atau mengancam untuk membunuh, termasuk pasien yang sakit dan terluka. Pasien-pasien kerap menolak untuk dibawa dengan ambulans demi menghindari kekerasan lanjutan. Dalam berbagai kasus lain, situasi yang secara umum tidak aman menyebabkan risiko terlalu besar untuk menempuh perjalanan darat.
Berita Terkait
-
Koalisi Sipil Laporkan Pembunuhan Sadis Abral Wandikbo ke Komnas HAM: Ditangkap Tanpa Alasan Jelas
-
Ngakak! Aurora Ribero dan Kaneishia Yusuf Ungkap Rahasia Sindir Halus di Lokasi Syuting!
-
Ulasan Film Pembantaian Dukun Santet: Bikin Takut, tapi Endingnya Hambar
-
Darah Mengalir di Film 'Pembantaian Dukun Santet': Siapa Sakti, Siapa Jadi Korban?
-
Sinopsis dan Fakta Film Pembantaian Dukun Santet, Bukan Horor Biasa!
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Polisi Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Dicekal: Bukan karena Risiko Kabur, Tapi...
-
Misteri Diare Massal Hostel Canggu: 6 Turis Asing Tumbang, 1 Tewas Mengenaskan
-
Lapor ke Mana Pun Tak Direspons, Kisah Wanita Korban Eksibisionisme yang Ditolong Damkar Benhil