Suara.com - Selasa (18/3/2014) sekitar jam 21.45 WIB, AKBP Pamudji keliling di lingkungan Polda Metro Jaya. Sesampai di kantor Piket Yanma, Pamudji melihat Brigadir S duduk di kursi piket tanpa berseragam dinas lengkap, padahal waktu itu jam dinas.
"Jadi, separuh badan yang atas pakai kaos, bawahnya pakaian dinas," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto kepada wartawan, Kamis (20/3/2014).
Melihat S tak bersegaram lengkap, Pamudji pun menegur. Pamudji meminta anak buahnya itu segera mengenakan seragam dinas.
Tapi sebelum S pergi ke loker untuk ganti pakaian, Pamudji mengambil pistol S terlebih dulu. Pistol itu kemudian dimasukkan ke saku kiri celana Pamudji.
Saat S pergi ke loker, Pamudji masuk ke ruangan Piket Yanma.
Selesai mengenakan seragam dinas, S juga kembali masuk ruang Piket Yanma.
"Kami belum tahu apa yang terjadi pada waktu setelah itu, apakah setelah berpakaian dinas lengkap kemudian senjata dikembalikan pada Brigadir S atau ada peristiwa lainnya, ini yang masih dalam proses pendalaman, rekonstruksi dan proses lainnya. Jadi proses ini masih berjalan terus sampai mendapatkan gambaran yang jelas apa yang terjadi pada waktu mereka di dalam berdua," kata Rikwanto.
Pada saat S ditegur Pamudji, sempat dilihat oleh Iptu D yang waktu itu baru akan pergi setelah selesai tugas.
Baru sekitar 30 meter jalan kaki, tiba-tiba terdengar letusan dari arah ruang Piket Yanma. D buru-buru kembali lagi ke ruang Yanma bersama anggota Provost.
Sesampai di ruang Piket Yanma, S bilang, "Ndan, Kayanma bunuh diri."
"Jadi dugaan bunuh diri ini muncul dari Brigadir S. Setelah Iptu D dan piket Provost melihatnya dan memang AKBP Pamudji sudah meregang nyawa tergeletak dengan luka tembak di kepala," kata Rikwanto.
Kini, S ditetapkan menjadi tersangka penembak Pamudji karena alibinya sudah dimentahkan oleh bukti-bukti yang didapatkan penyidik.
Berita Terkait
-
Tembakan Pertama, AKBP Pamudji Teriak "Astagfirullah"
-
Cerita Polisi Bisa Jadikan Brigadir S Tersangka Penembak AKBP Pamudji
-
Tak Ada Dendam dalam Motif Penembakan AKBP Pamudji
-
AKBP Pamudji Ditembak Mati, Semua Anggota Polri Harus Tes Psikologi
-
Tak Ditemukan Mesiu, AKBP Pamudji Diduga Ditembak dari Jarak Jauh
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
Terkini
-
Bantah Bullying! Gubernur DKI Ungkap Motif Ledakan di SMAN 72: Ternyata Ini Pemicunya
-
Bukan HP Pribadi, Terungkap Alat Komunikasi Nikita Mirzani Saat Live dari Rutan Pondok Bambu
-
Kuasa Hukum Sebut Kasus Roy Suryo Cs Bukan Proses Hukum Murni: Ada Tangan-tangan Kekuasaan
-
Jadi Tersangka Ijazah Palsu Jokowi, Rismon Ancam Tuntut Polisi Rp126 Triliun, Apa Pemicunya?
-
Geger Ijazah Jokowi, Rismon Tantang Nyali Publik: Layak Disebut Bangsa Pengecut Jika Takut
-
Rismon Pamer Buku 'Wapres Tak Lulus SMA': Minta Versi Digitalnya Disebarluaskan Gratis!
-
Menteri PPPA Soroti Kasus Gus Elham: Sentuhannya ke Anak Perempuan Bukan Bentuk Kasih Sayang
-
Usai BPKAD, Giliran Dinas Pendidikan Riau Digeledah KPK, Dokumen Apa yang Dicari?
-
Singgung Angka Sakti Presiden, Roy Suryo Minta Prabowo Selamatkan 8 Tersangka Kasus Ijazah Jokowi
-
Warga Sudah Resah dan Gelisah, PKS Minta Pramono Tak Gegabah Normalisasi Kali Krukut