Suara.com - Sejumlah pemilih di Bandung, Jawa Barat mengaku kaget karena sebagian besar calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI wilayah Jawa Barat berasal dari partai politik yang pada Pemilu 2009 menjadi calon legislatif.
"Wah.... kok banyak 'veteran' partai politik masuk DPD yah, lebih banyak dari yang dulu-dulu. Sebagian ada yang sudah beberapa jadi dewan," kata Asep Sumirat, salah seorang pemilih di TPS Pakutandang Ciparay Kabupaten Bandung, Rabu (9/4/2014).
Hal sama juga diungkapkan oleh pemilih lainnya yang mengaku baru kali itu melihat lembar calon DPD RI dari Jawa Barat. Sebelumnya mereka belum mendapat simulasi pemilihan.
Mereka mengaku banyak yang tidak tahu tokoh DPD lainnya, kecuali mereka yang sebelumnya menjadi calon legislatif.
"Dari gambar yang ada, calon dari partai politik memang lebih dikenal, calon lainnya tak kenal, kecuali Oni SOS. Tapi saya pilih yang mana, itu rahasia," kata Asep.
Hal senada juga diungkapkan pemilih lainnya, Hasan dan Yana di TPS 25 Pakutandang Ciparay Kabupaten Bandung juga mengaku buta nama-nama tokoh yang masuk calon DPD-RI, dan baru kali itu melihatnya.
"Mereka nggak kampanye sih, jadi kurang kenal, kecuali bekas politisi partai. Tapi siapapun yang terpilih mudah-mudahan benar-benar memperjuangkan kesejahteraan rakyat," katanya.
Lain halnya dengan pemilih pemula Eka, yang mengaku sempat kaget mendapat empat lembar surat suara dengan sederet nama calon legislatif.
"Kalo yang partai politik tak masalah saya sudah dapat sosialisasi, tapi kalau calon DPD-RI saya pilih yang paling rapi dan pake dasi, nggak tahu sih orangnya," kata Eka.
Sementara itu Ny Sunarti (40) mempertanyakan calon DPD-RI dari kalangan perempuan di wilayah Jawa Barat yang hanya lima orang dari 36 calon DPD RI yang tertera di lembar surat suara itu.
"Kok hanya lima calon perempuan saja yah, tidak sampai sepuluh gitu. Tak satupun saya kenal. Kayaknya sulit menang mereka," kata wanita berprofesi karyawan bank itu. (Antara)
Berita Terkait
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Iklan Presiden Prabowo di Layar Lebar, Bioskop Jadi Panggung Politik?
-
Rentetan Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis, DPD Minta BGN Kurangi Jumlah Penerima MBG
-
Komeng Bikin Rapat DPD RI Ngakak, Kritik Pedas Dikemas dalam Lelucon Khas
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU