Suara.com - Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Bantul, Yogyakarta, mengalami kesulitan dalam menangani dugaan praktik politik uang yang melibatkan calon anggota legislatif karena minimnya saksi.
"Informasi dugaan politik uang dari masyarakat cukup banyak, tetapi belum bisa ditindaklanjuti karena yang menjadi saksi menutup diri setelah beritanya di-blow up media," kata anggota Panwaslu Bantul, Divisi Pelaporan dan Penindakan, Harlina, Jumat (11/4/2014).
Menurut Harlina, identitas dan keterangan resmi dari saksi maupun pelapor yang terlibat langsung merupakan unsur formal yang harus dipenuhi untuk menindaklanjuti laporan.
Pihaknya mencatat setidaknya lebih dari lima dari laporan masyarakat mengenai dugaan praktik politik uang sejumlah caleg menjelang pemilu, baik yang disampaikan melalui sambungan telepon maupun langsung disampaikan ke Panwaslu.
Kendati demikian, kata dia, laporan dugaan pelanggaran dari warga kurang memenuhi unsur formal karena pelapor tidak menyebutkan secara detail lokasi kejadian dan saksi yang mengalami, kemudian ada pelapor yang tidak memiliki tanda pengenal seperti kartu tanda penduduk (KTP).
"Kami juga pernah mendapat laporan dari warga Ngrancah Desa Sriharjo yang datang langsung ke kantor terkait praktik 'money politic'. Akan tetapi, setelah kami tanyakan identitas, yang bersangkutan tidak bersedia menunjukkan," katanya.(Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU