Suara.com - Pada Musyawarah Kerja Nasional PPP yang digelar di Grand Preanger Hotel, Bandung, Jawa Barat, 7-9 Februari 2014 lalu, menetapkan tujuh bakal calon presiden.
Ketujuh tokoh tersebut, yakni Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Kemudian Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan Khofifah Indar Parawansa, Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia Isran Noor, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddique.
Tapi ternyata, menurut penghitungan suara sementara hasil Pemilu Legislatif, suara yang masuk ke PPP tak sesuai dengan asumsi semula sehingga kecil kemungkinan mereka bisa mengusung capres sendirian.
Dalam perjalanan setelah Pileg 9 April 2014, muncullah gagasan untuk menghimpun suara dari lima partai peserta Pemilu 2014 berbasis Islam, PPP, PKB, PAN, PKS, dan PBB.
"Kalau itu jadi, angka kami bisa 31 koma sekian persen. Dari situ kita bisa berunding," kata pengurus DPP PPP Ahmad Yani kepada suara.com, Rabu (16/4/2014).
Ahmad Yani menyebut kekuatan lima partai ini sebagai Poros Umat atau kekuatan partai Islam, yaitu poros yang mencerminkan aspirasi umat.
Bila poros tersebut betul-betul terealisasi, Ahmad Yani yakin seyakinnya Poros Umat bisa mengusung capres sendiri dan tentu saja bisa berunding dengan kekuatan partai lain yang mendominasi perolehan suara Pileg.
"Kalau kami bisa usung sendiri, mau tidak mau PDI Perjuangan bergabung dengan partai lain, begitu juga dengan Golkar, dan Gerindra," kata Ahmad Yani.
Lebih jauh, Ahmad Yani memprediksi nanti akan ada tiga nama capres, satu di antaranya datang dari Poros Umat.
Saat ini, kata Ahmad Yani, PPP sedang bergerak untuk merealisasikan wacana Poros Umat.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU