Suara.com - Kelompok Taliban Pakistan secara resmi mengakhiri gencatan senjata yang berlangsung sejak 1 Maret lalu, namun mereka masih tetap terbuka untuk perundingan dengan pemerintah. Juru bicara Taliban, Shahidullah Shahid mengatakan, gerilyawan tidak memperpanjang gecatan senjata 40 hari itu, karena pemerintah terus melakukan penangkapan dan membunuh lebih dari 50 orang yang terkait dengan mereka.
"Meski demikian, pembicaraan akan terus berlangsung dengan sungguh-sungguh dan jika ada kemajuan jelas dari pihak pemerintah, maka (Taliban) tidak akan ragu-ragu untuk mengambil langkah serius," kata Shahid, Rabu (16/4/2014).
Pembicaraan perdamaian antara Taliban dan pemerintah Pakistan dimulai pada Februari, namun babak pertama berakhir dalam kekerasan. Pemerintah membebaskan tahanan non-tempur tingkat rendah, namun Taliban menuntut pembebasan ratusan orang dan militer ditarik dari daerah-daerah yang berbatasan dengan Afghanistan.
Taliban telah meminta pemerintah agar membebaskan 300 orang yang dipenjara, yang mencakup wanita, anak-anak dan pria yang menurut mereka bukan gerilyawan.
Pengumuman mengenai negosiasi dengan Taliban pada Februari disampaikan pada masa ketika banyak orang mengharapkan ofensif militer penuh di Waziristan Utara, salah satu dari tujuh daerah di kawasan suku semi-otonomi Pakistan, dimana Taliban dan militan terkait Al Qaida memiliki pangkalan-pangkalan yang digunakan untuk merencanakan serangan di Afghanistan.
Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.
Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni mempererat hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS, untuk menumpas kelompok militan yang dituduh sebagai pelaku serangan 11 September 2001 di AS.
Pakistan juga mendapat tekanan internasional agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut, di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Amerika mengerahkan pesawat tak berawak ke daerah tepencil yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan. Mereka menuduh, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror. (Reuters/Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
Prabowo ke Menteri: Tenang Saja Kalau Dimaki Rakyat, Itu Risiko Pohon Tinggi Kena Angin
-
Bahlil Lapor ke Prabowo Soal Energi Pasca-Bencana: Insyaallah Aman Bapak
-
Manuver Kapolri, Aturan Jabatan Sipil Polisi akan Dimasukkan ke Revisi UU Polri
-
KPK Geledah Rumah Plt Gubernur Riau, Uang Tunai dan Dolar Disita
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Bareskrim Bongkar Kasus Impor Ilegal Pakaian Bekas, Total Transaksi Tembus Rp668 Miliar
-
Kasus DJKA: KPK Tahan PPK BTP Medan Muhammad Chusnul, Diduga Terima Duit Rp12 Miliar
-
Pemerintah Aceh Kirim Surat ke PBB Minta Bantuan, Begini Respons Mendagri