Suara.com - Rencana puluhan ulama yang akan membentuk Aliansi Nasional Anti-Syiah menjadi bukti bahwa tingkat toleransi di Indonesia sudah semakin hilang. Manajer program SETARA Institute Hilal Safari mengatakan, perbedaan yang terjadi di kelompok masyarakat terkait aliran agama tertentu seharusnya bisa diselesaikan dengan cara memberikan edukasi.
Kata dia, pembentukan Aliansi Nasional Anti-Syiah merupakan langkah yang provokatif dan tidak akan menyelesaikan permasalahan. Dia menengarai, Aliansi ini justru akan memicu tindakan agresif atau aksi kekerasan terhadap kelompok Syiah, seperti yang dialami jemaat Ahmadiyah di sejumlah daerah.
“Seharusnya tokoh ulama itu lebih mengedepankan islah apabila ada masalah perbedaan keyakinan antara umat yang satu dengan yang lain. Kalau Aliansi itu jadi dibentuk maka ini merupakan kemunduran luar biasa. Aliansi ini juga bisa menjadi sebuah legitimasi di kalangan masyarakat untuk melakukan tindakan agresif,” kata Hilal kepada suara.com melalui sambungan telepon, Jumat (18/4/2014).
Menurut Hilal, seharusnya Kementerian Agama turun tangan untuk mengatasi permasalahan perbedaan keyakinan antar umat beragama. Selain itu, sudah dibentuk Badan Koodinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) yang menjadi penengah terkait perbedaan seputar aliran kepercayaan.
Puluhan ulama dari sejumlah ormas akan hadir di Bandung, Jawa Barat, Minggu (20/4/2014) dalam acara deklarasi anti-syiah. Ketua Panitia Deklarasi Aliansi Nasional Anti-Syiah, Tardjono mengatakan, hingga hari ini sudah ada 87 ulama dari Aceh, Madura, Sampang dan daerah lainnya yang sudah memastikan untuk hadir.
Kata dia, ulama itu ada yang berasal dari Muhammadiyah, Nadhalatul Ulama dan juga dari Forum Umat Islam. Nantinya, mereka akan membentuk ormas yaitu Aliansi Nasional Anti-Syiah.
“Tujuan dibentuknya Aliansi Nasional Anti-Syiah ini adalah untuk mengingatkan umat Islam bahwa Syiah adalah aliran yang berbahaya dan sesat. Kenapa saya bilang sesat, karena Syiah tidak mengakui Al Quran. Karena itu, perlu dibentuk sebuah aliansi agar masyarakat tidak terjebak ke dalam aliran itu,” kata Tardjono.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina
-
Website KontraS Diretas! Netizen Murka, Curigai Upaya Pembungkaman Informasi
-
Terungkap di Sidang: Detik-detik Anak Riza Chalid 'Ngotot' Adu Argumen dengan Tim Ahli UI
-
Harga Telur Naik Gara-gara MBG, Mendagri Tito: Artinya Positif
-
Penyelidikan Kasus Whoosh Sudah Hampir Setahun, KPK Klaim Tak Ada Kendala
-
Fraksi NasDem DPR Dukung Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Lihat Perannya Dalam Membangun
-
Kemenhaj Resmi Usulkan BPIH 2026 Sebesar Rp 88,4 Juta, Ini Detailnya
-
Emak-Emak Nyaris Adu Jotos di CFD, Iron Man Jadi Penyelamat
-
Pemerintah Usulkan Biaya Haji 2026 Turun Rp 1 Juta per Jemaah Dibanding Tahun Lalu
-
Bicara soal Impeachment, Refly Harun: Pertanyaannya Siapa yang Akan Menggantikan Gibran?