Suara.com - Sejumlah orang tua korban penumpang remaja dalam feri Sewol mendesak dilakukannya otopsi terhadap anak-anak mereka. Otopsi dapat mengungkap penyebab pasti dan waktu kematian korban.
Banyak keluarga dan kerabat yang yakin para korban sebenarnya masih bertahan hidup selama beberapa hari pasca feri tenggelam. Para korban ini bertahan hidup dengan udara yang tersisa sebelum badan feri tenggelam seluruhnya. Namun, mereka akhirnya tewas karena pertolongan tak kunjung datang. Setidaknya, demikian yang diyakini para keluarga dan kerabat.
Mereka merasa anak-anak malang itu tewas karena lambannya operasi penyelamatan. Oleh karena itu, mereka mendesak dilakukan otopsi.
"Kami menerima sejumlah permintaan otopsi," kata seorang anggota tim forensik yang bertugas di Jindo untuk melakukan identifikasi korban.
"Sepertinya mereka ingin mengetahui penyebab pasti kematian, tapi hanya sedikit (kerabat dan keluarga) yang mengajukan permintaan tersebut," lanjutnya.
Seorang petugas urusan hukum dan medis di pusat layanan darurat kecelakaan di Jindo menegaskan, tidak ada yang dapat mencegah permintaan keluarga dan kerabat untuk melakukan otopsi. Hingga kini, jumlah korban tewas yang sudah dievakuasi mencapai 169 orang. Sementara itu, 133 lainnya belum ditemukan. (Asia One)
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!