Suara.com - Rekapitulasi suara di tingkat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Timur diwarnai aksi "walk out". Saksi dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan melakukan keluar ruangan saat proses rekapitulasi suara berlangsung.
"Kami tidak terima ada kejanggalan dalam prosedur waktu penghitungan suara untuk Kota Surabaya. Ada yang tidak wajar di sini," ujar Saksi PDI Perjuangan Didik Prasetiyono kepada wartawan di sela rekapitulasi, di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (26/4/2014) dini hari.
Menurut penelusuran yang dilakukan timnya, di 31 kecamatan di Surabaya terindikasi terjadi penggelembungan suara. Modusnya dengan pembesaran bilangan pembagi pemilih (BPP) yang menyebabkan partainya kehilangan 5 kursi.
"Kami sudah menghitung dan datanya valid, bahwa PDI Perjuangan Surabaya berhak atas 20 kursi di DPRD II, tapi nyatanya hanya 15 kursi," katanya dengan nada tinggi.
Selain itu, dalam sejarah pihaknya tidak pernah menemui adanya istilah pembetulan rekapitulasi penghitungan suara karena tidak ada dasarnya. Karena itulah pihaknya melayangkan tuntutan agar membuka semua kotak suara di 31 kecamatan, khusus surat suara berwarna biru (DPRD Kota), kemudian dilakukan penghitungan ulang.
"Artinya, PDI Perjuangan tidak menuntut penghitungan untuk kotak suara DPR RI, DPRD provinsi dan DPD RI. Hanya DPRD Kota Surabaya saja," tandas mantan komisioner KPU Jatim tersebut.
Sebelumnya KPU Surabaya memastikan tidak ada penggelembungan suara dan dugaan kecurangan dalam bentuk apapun. Ketua KPU Kota Surabaya Eko Waluyo kepada wartawan mengatakan, pihaknya meminta ada pembetulan rekapitulasi karena terdapat kesalahan pengisian formulir yang dilakukan PPS dan PPK.
"Karena itulah maka perlu ada pembetulan, bukan karena ada upaya penggelembungan suara," kata dia.
Dia mengungkapkan, jika ada penggelembungan suara, tidak mungkin surat suara sah yang dicoblos sama dengan jumlah suara sah pemllih di Surabaya.
"Karena tidak ada perintah untuk hitung ulang dengan buka kotak surat suara maka kami tidak akan melakukan itu," tambah Eko. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah