Suara.com - Partai Demokrat memang sudah memilih tidak bakal memihak dua pasangan capres cawapres yang bakal bertarung pada Pilpres 9 Juli 2014 kali ini, tapi Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Syarif Hassan mengatakan bakal melihat kecocokan kampanye program dua pasangan itu.
Syarif saat mengumumkan sikap Partai Demokrat, Selasa (20/5/2014), itu mengungkapkan kalau kedua program yang sampaikan saat kampanye akan dijadikan referensi dukungan Demokrat saat di parlemen nanti.
“Nanti kita lihat kalau para capres sudah mulai kampanye, apakah cocok dengan kebijakan pemerintahan pak SBY. Bukan cuma bidang ekonomi termasuk kesra, pertahanan dan keamanan dan luar negeri,” terang Syarif Hassan.
Dia juga sekaligus mengungkapkan kalau seluruh rangkaian Pilpres dan sikap Demokrat bisa saja berubah saat sudah melihat adanya kecocokan.
“Kalau pas akan kita jadikan referensi buat Partai Demokrat. Proses akan berjalan terus,” tambah Syarif lagi.
Partai Demokrat, kata Syarif Hassan, tidak ingin mendukung capres- cawapres yang janjinya hampir pasti tidak dapat dilaksanakan atau jika dipaksakan justru dapat membahayakan kehidupan bangsa dan negara di masa depan.
“Kemudian Partai Demokrat ingin memastikan kebijakan program SBY yang benar-benar diterima dan disukai rakyat tetap dilanjutkan, bahkan ditingkatkan. Tentu saja Demokrat berharap dan persilakan presiden mendatang memperbaiki hal-hal yang belum baik di era SBY,” katanya.
Partai Demokrat merupakan partai yang pernah dua kali secara berturut-turut memenangkan pemilu, yakni pada Pemilu 2004 dan 2009. Tapi, suara partai ini anjlok drastis di Pemilu 2014 sehingga mereka tidak bisa lagi mengusung capres-cawapres sendirian.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Sejarah Panjang Gudang Garam yang Kini Dihantam Isu PHK Massal Pekerja
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?