Suara.com - Pengamat media sosial dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Derajad Sulistyo Widhyharto berpendapat kampanye hitam (black campaign) di media sosial dapat berakhir negatif dengan tawuran.
"Ini memberikan efek buruk penggunaaan media, padahal media sosial itu bertujuan positif. Dengan black campaign itu membuat orang berprasangka. Takutnya, nanti secara off-line orang bisa saling berkelahi dan tawuran menanggapi isu black campaign itu," kata Derajad saat dihubungi suara.com, Jakarta, Kamis (29/5/2014).
Menurutnya, kampanye hitam di media sosial tidak mudah untuk dibedakan, mana yang merupakan informasi palsu atau asli.
Sejak dua pasangan calon mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), sejumlah isu mulai beredar di media sosial yang merugikan dua pasangan calon.
Isu kampanye hitam yang berkembang yakni soal kewarganegaraan ganda capres Prabowo dan kabar kalau capres Jokowi non Muslim. Setiap isu ini juga ditangkap oleh pengguna media sosial yang memberikan komentar pujian, ada juga yang mencaci maki.
Kedua pasangan calon juga sudah berrusaha membantah kabat yang berkembang tadi. Namun para pendukung pasangan calon tidak ada yang merespon hingga terjadi bentrokan di dunia nyata.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Kasus Siswa Keracunan MBG di Jakarta Capai 60 Anak, Bakteri jadi Biang Kerok!
-
Polisi Masih Dalami Sosok 'Bjorka' yang Ditangkap di Minahasa, Hacker Asli atau Peniru?
-
Rano Karno Sebut Penting Sedot Tinja 3 Tahun Sekali: Kalau Tidak bisa Meledak!
-
Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Ambruk Jadi 14 Orang, Tim DVI Terus Identifikasi Santri Belasan Tahun
-
Diragukan Bjorka Asli, Dalih Polisi Ciduk WFH Pemuda Tak Lulus SMK yang Diklaim Bobol Data Bank
-
Viral Korban Kecelakaan Diduga Ditolak Puskesmas, Dibiarkan Tergeletak di Teras
-
Ombudsman RI Saran RUU Perampasan Aset Harus Perjelas Kerugian Akibat Korupsi dan Langgar HAM
-
Detik-detik Artis Keturunan Indonesia Ardell Aryana Disandera Tentara Israel saat Live TikTok
-
Rocky Gerung Pasang Badan Bebaskan Aktivis Kasus Demo Agustus: Mereka Bukan Kriminal!
-
Pastikan Serapan Anggaran MBG Membaik, Luhut: Menkeu Tak Perlu Ambil Anggaran yang Tak Terserap