Suara.com - Calon presiden (capres) nomor urut dua, Joko Widodo (Jokowi), bertemu dengan para nelayan di Kampung Nelayan Indah, Medan Labuhan, Sumatera Utara, Selasa (10/6/2014) sore.
Jokowi ingin mendengarkan aspirasi para nelayan.
Salah seorang warga yang telah menjadi nelayan selama 10 tahun, Hafiza, mengatakan saat ini masih ada orang menggunakan bom untuk menangkap ikan dan hal ini sangat mengurangi pendapatan nelayan.
"Di wilayah tangkapan ikan, masih banyak pak yang pakai trol (sejenis pukat harimau) untuk menangkap ikan," ujar Hafiza kepada Jokowi.
Menurut Hafiza, metode penangkapan dengan trol juga sangat merugikan nelayan tradisional. Hafiza menuding ada perusahaan besar di balik aksi itu.
Nelayan bernama Syamsuddin juga mengungkapkan masalahnya. Dia mengaku terhambat persoalan operasional, seperti kurangnya kapal untuk melaut. Dia juga mengeluhkan sikap pemerintah yang kurang tegas dengan maraknya over fishing atau penangkapan ikan secara massal karena hal itu menciptakan ketimpangan penghasilan antara nelayan satu dan nelayan lainnya.
"Di pantai timur Sumatera Utara itu sejak tahun 2000 itu over fishing. Itu lebih banyak nelayan daripada ikan. Ini yang buat nelayan enggak berhasil," kata Syamsuddin.
Menanggapi keluhan para nelayan, Jokowi mengatakan persoalan nelayan di Sumatera hampir sama dengan di wilayah Jawa Timur, Papua, Nusa Tenggara, Sumatera, dan Kalimantan.
"Mereka rata-rata menyampaikan mengenai masalah kapal-kapal modern, kalau kapal mereka, perahu mereka, diperbaharui, mereka akan lebih baik. Mesin kapal mereka sudah 10 -15 tahun nggak pernah diganti, kalau diganti tentu mereka akan lebih baik," kata Jokowi.
Berita Terkait
-
5 Fakta Menarik M Qodari, Penggagas Jokowi 3 Periode Kini Jadi Kepala Staf Kepresidenan Prabowo
-
Sertijab Menpora, Dito Ariotedjo Mendadak Tanya Roy Suryo: Ijazah Erick Thohir Aman?
-
Pengamat: Reshuffle Prabowo Tepis Bayang-bayang Jokowi dan Kirim Pesan ke PDIP
-
Rismon Bongkar Lagi Keganjilan Ijazah Jokowi, Foto Satu-satunya Berkacamata di Indonesia
-
Absennya PDIP di Kabinet Disebut Ada Strategi Prabowo di Baliknya, Lepas Bayang-bayang Jokowi?
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu