Suara.com - Tim sukses Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto, Didik J. Rachbini, membantah anggapan bahwa Cawapres Hatta Rajasa menganut konsep ekonomi yang neoliberal atau neolib.
"Hatta bukan neolib, kalau neolib itu pengertiannya kan semua diserahkan pada mekanisme pasar, sementara banyak kebijakan Pak Hatta ketika masih menjabat sebagai Menko Perekonomian justru sangat pro-rakyat," kata Didik yang juga pakar ekonomi itu di Jakarta, Minggu (29/4/2014)
Ia mengatakan Hatta Rajasa yang kini menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) itu merupakan sosok pendukung ekonomi jalan tengah atau ekonomi kerakyatan yang menghadirkan peran atau intervensi negara dalam perekonomian.
Didik J Rachbini mencontohkan selama berada dalam pemerintahan, Hatta Rajasa dikenal aktif memperjuangkan kepentingan rakyat kecil, misalnya untuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"KUR untuk rakyat kecil didorong bisa sampai Rp20 triliun, bahkan kalau Pak Hatta terpilih jadi cawapres bisa didorong sampai Rp50 triliun," kata dia menjelaskan.
Selain itu, menurut dia, Hatta Rajasa jugalah yang mendorong PT Freeport untuk meningkatkan royalti kepada RI hingga 3,9 persen dari sebelumnya hanya 1 persen.
"Selain itu juga mendorong Freeport untuk meningkatkan kontrak sampai 30 persen bahkan mau IPO di Indonesia sampai 5 persen," katanya.
Oleh karena itu pihaknya sangat keberatan jika ada yang menyebut Hatta Rajasa neolib karena justru cawapres Prabowo itulah yang dinilainya banyak menginisiasi program berbasis ekonomi kerakyatan.
Pada Pemilihan Presiden yang akan digelar 9 Juli 2014, Hatta Rajasa menjadi cawapres dari Prabowo Subianto bersaing dengan pasangan capres dan cawapres Joko Widodo dengan Jusuf Kalla. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Terungkap! Artis Cantik Ini Pernah Mau Dijodohkan dengan Prabowo, Kok Gagal Nikah?
-
Akhirnya Jadi Kenyataan! 10 Tahun Lalu Komeng Pernah Berkelakar Ingin Jadi Calon Anggota Dewan
-
Dijadwalkan Dihadiri Jokowi, TNI-Polri Gelar Rapim Hari Ini, Bahas Pengamanan Pemilu 2024
-
Anies Dinilai Punya Kesamaan Momentum dengan Jokowi saat Nyapres, Kandidat Lain Perlu Pasang Badan?
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Pimpin Ziarah Nasional di TMPNU Kalibata, Prabowo: Jangan Sekali-sekali Lupakan Jasa Pahlawan
-
Ketua DPD Raih Dua Rekor MURI Berkat Inisiasi Gerakan Hijau Nasional
-
Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Jakarta Hari Ini, Senin 10 November 2025
-
Kondisi Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta Membaik Usai Operasi, Polisi Fokus Pemulihan
-
Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
-
Polemik Pahlawan Nasional: Soeharto Masuk Daftar 10 Nama yang akan Diumumkan Presiden Prabowo
-
Soeharto, Gus Dur, Hingga Marsinah Jadi Calon Pahlawan Nasional, Kapan Diumumkan?
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru