Suara.com - Operator kapal feri Sewol ternyata lebih mementingkan keuntungan daripada keselamatan dari penumpang. Berdasarkan hasil audit yang dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan, kapal tersebut bisa beroperasi dengan menggunakan dokumen palsu.
Atas temuan tersebut, pemerintah Korea Selatan akan memanggil pejabat dari Kementerian Kelautan, Badan Pendaftaran Kapal Korea dan juga Asosiasi Pelayaran Korea.
TIga lembaga tersebut dinilai lalai sehingga feri Sewol bisa beroperasi dengan dokumen palsu. Dalam laporan tersebut, tim audit juga menyimpulkan, penjaga pantai dan Menteri Keamanan sera Masalah Publik tidak bekerja maksimal dalam merespon bencana tersebut.
Feri Sewol tenggelam pada 16 April lalu dan menewaskan hampir 300 orang. Sebagian besar penumpangnya adalah pelajar yang akan melakukan liburan. Hanya 172 penumpang yang berhasil diselamatkan.
Kemarin, keluarga korban penumpang feri Sewol berlinang air mata bercampur marah ketika jaksa penuntut memutar video tenggelamnya kapal itu di ruang sidang.
Video yang diambil dari kapal penjaga pantai dan helikopter memperlihatkan detik-detik terakhir sebelum feri Sewol tenggelam pada 16 April lalu.
Sebagian besar korban yang tewas adalah pelajar sekolah dari SMA di Ansan yang hendak berlibur. Belasan keluarga penumpang berada di dalam ruang sidang untuk menyaksikan jalannya persidangan terhadap kapten dan kru kapal.
Mereka tidak kuasa menahan linangan air mata saat melihat para penumpang berupaya untuk menyelamatkan diri dari kapal yang akan tenggelam itu.
Mereka juga marah saat melihat rekaman video yang memperlihatkan kapten kapal dan juga belasan kru lainnya melompat dari kapal dan meninggalkan penumpang. Kapten Lee Joon-seok dan tiga kru feri Sewol didakwa telah melakukan pembunuhan melalui pengabaian yang bisa berujung dengan hukuman mati. (CNN/AFP)
Berita Terkait
-
Video Diputar di Persidangan, Keluarga Penumpang Feri Sewol Menangis
-
Presiden Korsel Angkat Lagi Perdana Menteri yang Sudah Mundur
-
Tim Penyelam Temukan Satu Lagi Jenazah Penumpang Feri Sewol
-
Kasus Feri Sewol, Kepala Sekolah SMA Dawon Diskors
-
Dampak Musibah Feri Sewol, Presiden Korea Copot Tujuh Menteri
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
OC Kaligis Sebut Sidang Sengketa PT WKM dan PT Position Penuh Rekayasa, Ini Alasannya
-
Jerat Utang Whoosh: DPD Peringatkan PT KAI di Ambang Krisis, Kualitas Layanan Terancam Anjlok
-
Biaya Haji Tahun 2026 Ditetapkan Rp87 Juta, Wamenhaj: Harusnya Naik Rp2,7 Juta
-
Jejak Pemerasan Rp53 M di Kemnaker: KPK Geledah Rumah Eks Sekjen Heri Sudarmanto, 1 Mobil Disita
-
Presiden Prabowo Panggil Dasco Mendadak Tadi Pagi, Bahas Apa?
-
Mendagri Tito Minta Pemda Segera Lakukan Sinkronisasi Program, Agar Tak Boros Anggaran
-
Soal Usulan Anggota DPR RI Non-Aktif Dipecat, Koordinator MPP Buka Suara
-
BNI Perkuat Inklusi Keuangan dan Transaksi Digital Lewat FinExpo 2025
-
Prabowo Ungkap Kartel Narkoba Kini Pakai Kapal Selam, Minta Polisi Jadi 'Mata dan Telinga Rakyat'
-
Warga Karangasem Demak Senyum Bahagia Menyambut Terang Baru di HLN ke-80